Kerajaan Singasari (Singosari) adalah pokok pembahasan utama yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini. Adapun sub pembahasan perihal sejarah kerajaan singasari atau disebut juga dengan kerajaan singosari yang dibahas didalam materi pelajaran Sejarah yakni sebagai berikut :
1. Sejarah kerajaan Singasari.
2. Kehidupan politik kerajaan Singasari.
3. Nama-nama anak Ken Arok.
4. Penyebab runtuhnya kerajaan Singasari.
3. Nama-nama anak Ken Arok.
4. Penyebab runtuhnya kerajaan Singasari.
Semoga pembahasan ini sanggup menambah pengetahuan dan wawasan anda didalam mengetahui sejarah kerajaan singasari, kehidupan politik kerajaan singasari, nama-nama anak ken arok serta penyebab runtuhnya kerajaan singasari dan menjadi portal rujukan tugas, skripsi maupun makalah bagi para pelajar di seluruh wilayah tanah air Indonesia maupun mancanegara.
Sejarah Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari atau disebut juga dengan kerajaan Singosari didirikan oleh Ken Arok dengan nama Dinasti Girindrawardhana, yang artinya keturunan dari Girindra. Ken Arok menjadi raja dengan gelar Sri Rangga Sang Amurwwabhumi. Ken Arok yaitu cikal bakal dari raja-raja di Singasari dan Majapahit. Sumber sejarah perihal Singasari terdapat didalam buku Pararaton dan Negarakertagama.Baca juga Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Kehidupan Politik Kerajaan Singasari
Kehidupan politik di Singasari tidak terlepas dari raja pertamanya, Ken Arok. Menurut kitab Pararaton, Ken Arok yaitu anak dari seorang petani dari Desa Pangkur. Ibunya berjulukan Ken Endok. Desa Pangkur terletak di sebelah timur Gunung Kawi (dekat Malang). Konon pada waktu Ken Arok dilahirkan, tubuhnya bersinar.
Hal tersebut mengambarkan bahwa ia kelak akan menjadi raja besar di Jawa. Pada masa waktu masih muda, Ken Arok merupakan seorang anak yang sangat bandel dan berkat bimbingan Brahmana yang berjulukan Lohgawe, Ken Arok lalu di didik untuk menjadi seorang yang berakhlak baik.
Ken Arok lalu mengabdi kepada akuwu Tumapel. Akuwu itu berjulukan Tunggul Ametung. Setelah beberapa usang mengabdi, Ken arok berambsi ingin menjadi akuwu. Tidak hanya itu, Ken Arok juga terpengaruhi oleh kecantikan Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Ken Arok berniat memunuh Tunggul Ametung untuk mendapat posisi akuwu dan memperistri Ken Dedes.
Untuk melaksanakan rencananya, Ken Arok memesan sebuah keris kepada Empu Gandring. Dengan keris Empu Gandring itulah, Ken Arok membunuh Tunggul Ametung. Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung, ia segera mengangkat dirinya menjadi akuwu di Tumapel dan memperistri Ken Dedes. Ternyata Ken Dedes sudah mempunyai seorang anak dari Tunggul Ametung yang berjulukan Anuspati. Kelak Ken Arok akan tewas dibunuh oleh Anuspati sebagai wujud balas dendamnya.
Nama-Nama Anak Ken Arok
Ken Arok mempunyai 2 istri yaitu Ken Dedes dan Ken Umang. Dari perkawinannya dengan Ken Dedes, mempunyai 4 orang anak yakni :
1. Mahisa Wong Ateleng
2. Panji Saprang
3. Agni Bhaya
4. Dewi Rimba
Kemudian dari perkawinannya dari istri yang lain yakni Ken Umang mempunyai anak berjulukan Panji Tohjaya. Ken Arok mempunyai keinginan yang tinggi yang tinggi. Ia tidak puas hanya menjadi seorang akuwu. Ia ingin menjadi raja. Untuk mencapai maksudnya ia mulai menyusun tentara. Ia ingin merebut kekuasaan Raja Kertajaya raja Kerajaan Kediri, dan karenanya niatnya itu tercapai.
Baca ini Sejarah Kerajaan Kediri (Panjalu)
Setelah berhasil menguasai Kediri, ia mendirikan kerajaan gres yang berjulukan Singasari. Perebutan kekuasaan dan konflik menjadi ciri khas kerajaan yang di dirikan oleh Ken Arok (1222-1227).
Keberadaan Kerajaan Singasari diketahui dari Kitab Pararaton dan Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Prapanca. Ken Arok hanya memerintah selama 5 tahun (1222-1227). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seseorang atas perintah Anuspati, anak tirinya. Ken Arok dicandikan di kawasan Kagenengan dalam bentuk perpaduan Syiwa-Buddha.
Baca juga ini Sejarah Perkembangan Agama Buddha
Anuspati menggantikan Ken Arok sebagai Raja Singasari dari tahun 1227-1248 M. Mengetahui ayahnya dibunuh oleh Anuspati, Tohjaya tidak terima. Akhirnya, Anuspati dibunuh oleh Tohjaya dengan memakai keris Empu Gandring, yaitu keris yang dahulu dipakai Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung. Jenazah Anuspati lalu dicandikan di Candi Kadal (dekat Malang).
Setelah itu, lalu Singasari dipimpin oleh Panji Tohjaya. Pada masa pemerintahan Panji Tohjaya terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Ranggawuni atau Wisuwardhana (anak Anuspati) dan Mahisa Cempaka (anak Mahisa Wong Ateleng). Panji Tohjaya berhasil melarikan diri, tetapi ia meninggal di Katang Lumbang. Dengan jatuhnya Tohjaya, Ranggawuni naik takhta dan menjadi Raja di Singasari (1248-1268).
Dalam menjalankan pemerintahannya, ia di dampingi oleh Mahisa Campaka (yang membantu Ranggawuni memberontak pada Panji Tohjaya) yang berkedudukan sebagai perdana menteri dengan gelar Narasingamurti. Pada tahun 1268 M, Raja Ranggawuni yang bergelar Wisnuwardhana meninggal dunia.
Untuk pertahanan Kerajaannya, Wisnuwardhana membangun benteng di kawasan Canggu. Ia meninggal pada tahun 1268 dan didarmakan di Jajagu (sekarang menjadi Candi Jago). Wisnuwardhana mempunyai seorang putra yang berjulukan Kertanegara, sedangkan Mahisa Campaka mempunyai putra berjulukan Dyah Lembu Tal. Tampuk pemerintahan selanjutnya dipegang oleh putranya yang berjulukan Kertanegara. Kertanegara adalah raja terbesar di Singasari.
Pada pemerintahan Kertanegara inilah Singasari tampil menjadi kerajaan yang sangat besar dan luas kekuasaannya. Bahkan kebesarannya ini terdengar sampai ke Negeri Thailand, Kamboja bahkan Mongol. Kertanegara menjadi raja dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara.
Kertanegara mempunyai keinginan menyatukan seluruh Nusantara. Pada tahun 1275, Kertanegara mengirim tentaranya ke Melayu. Pengiriman tentara ini populer dengan sebutan Ekspedisi Pamalayu. Tujuan ekspedisi pamalayu yaitu menjalin persahabatan dan meluaskan wiayah kekuasaan. Selain itu, ia menaklukan Bali, Pahang, Sunda Bakulapura (di Kalimantan Barat) dan Gurun (di Maluku).
Kertanegara juga menjalin hubungan dengan raja Campa. Tujuannya yaitu untuk menahan ekspansi kekuasaan Kaisar Kubilai Khan dari Mongol. Pada tahun 1281 M, Kubilai Khan mengirim lagi 1 utusannya dengan maksud yang sama. Akan tetapi, Kertanegara tetap menolak sekitar 1289 M, Kubilai Khan mengirim utusan berjulukan Meng-Chi dengan maksud semoga Kertanegara mau tunduk dan mengakui kebesaran Kerajaan Mongol.
Namun, undangan itu ditolak mentah-mentah oleh Kertanegara dan beliau memotong indera pendengaran utusan Mongol itu. Kertanegara menyadari bahwa tindakannya sangat menghina Kubilai Khan dan akan menjadikan pertempuran. Namun, ia sudah mempersiapkan diri menghadapi serbuan dari Mongol.
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Singasari
Hal yang mengakibatkan mundurnya kerajaan Singasari yakni, pada tahun 1292 M, Jayakatwang (Raja kecil di Kediri) melaksanakan pemberontakan. Ternyata Singasari sanggup dikalahkan dan Kertanegara sanggup dibunuh. Ini terjadi alasannya yaitu sebagian besar pasukan dikirim untuk melaksanakan Ekspedisi Pamalayu. Dengan sedikitnya pasukan di dalam kerajaan, memudahkan bagi Jakatwang untuk melaksanakan pemberontakan.
Kertanegara di candikan di Candi Jawi sebagai syiwa-Buddha dan Bairawa di Candi Singosari. Sebagian keluarga di istana melarikan diri yang kelak akan mendirikan Majapahit. Akhirnya, Jakatwang naik takhta menjadi Raja Singasari. Pada ketika penyerangan tersebut, Raden Wijaya, menantu Kertanegara sanggup meloloskan diri ke Madura dan mendapat santunan dari Bupati Sumenep, Arya Wiraraja.
Baca juga Sejarah Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia
Bertepatan dengan selesainya persiapan untuk menyerang Kediri, pasukan Kubilai Khan tiba menyerang Singasari. Mereka menduga Singasari masih dipimpin oleh Kertanegara yang telah menghinanya. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya yang segera bergabung dengan pasukan Kubilai Khan untuk menyerang Singasari.
Dengan mudah, pasukan campuran antara tentara Mongol dengan pasukan Raden Wijaya berhasil mengalahkan Singasari. Setelah berhasil mengalahkan Singasari disertai tewasnya Jayakatwang, pasukan tentara Mongol berpesta merayakan kemenangannya.
Namun tanpa diketahui Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan Mongol. Pasukan Mongol hancur dan sisanya pulang ke negerinya. Pada tahun 1293 M, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit yang terkenal.
Demikian pembahasan mengenai sejarah kerajaan singasari (singosari) dan penyebab runtuhnya kerajaan singasari tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar