Gambaran sejarah kerajaan Majapahit di nusantara adalah pembahasan utama yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini. Adapun sub pembahasan wacana sejarah kerajaan Majapahit (majapahit empire) yang dibahas didalam materi pelajaran Sejarah yakni sebagai berikut :
1. Sumber sejarah kerajaan Majapahit.
2. Pendiri kerajaan Majapahit.
3. Masa pemerintahan Raden Wijaya.
4. Masa pemerintahan Jayanegara.
5. Masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi.
3. Masa pemerintahan Raden Wijaya.
4. Masa pemerintahan Jayanegara.
5. Masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi.
6. Masa pemerintahan Hayam Wuruk.7. Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit.
Semoga pembahasan ini sanggup menambah pengetahuan dan wawasan anda didalam mengetahui sumber sejarah kerajaan majapahit, pendiri kerajaan majapahit, masa pemerintahan raden wijaya, masa pemerintahan jayanegara, masa pemerintahan tribhuwanatunggadewi, masa pemerintahan hayam wuruk, serta penyebab runtuhnya kerajaan majapahit dan menjadi portal tumpuan tugas, skripsi maupun makalah bagi para pelajar di seluruh wilayah tanah air Indonesia maupun mancanegara.
Sumber Sejarah Kerajaan Majapahit
Sumber sejarah yang sanggup dipakai untuk meneliti sejarah Kerajaan Majapahit diantaranya bersumber dari peninggalan kerajaan Majapahit yakni sebagai berikut :
A. Prasasti kerajaan Majapahit
1. Prasasti Gunung Butak
2. Brumbung
3. Kudadu
4. Gajah Mada
5. Jiu
B. Karya sastra kerajaan Majapahit
1. Negarakertagama
2. Pararaton
3. Sutasoma
4. Kidung Sundayana
C. Candi-candi kerajaan Majapahit
1. Candi Penataran
2. Candi Tikus
3. Candi Tegalwangi
4. Candi Bajangratu
5. Candi Jabung
6. Candi Kedaton
D. berita-berita abnormal berupa dari :
1. Tiongkok : Arca
2. India : Mata Uang
3. Arab : Keramik
Pendiri Kerajaan Majapahit
Adapun pendiri kerajaan Majapahit yaitu didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 M. Mengenai sejarah terbentuknya dan berdirinya kerajaan Majapahit, terdapat korelasi dari dongeng sebelumnya yakni Sejarah Kerajaan Singasari (Singosari) dimana, kerajaan tersebut diserang habis-habisan oleh pasukan tentara Mongol dengan pasukan Raden Wijaya hingga kerajaan Singasari runtuh.
Baca ini Sejarah Kerajaan Singasari (Singosari) Dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan Singasari
Mengenai letak kerajaan majapahit, posisi letak kerajaan Majapahit diyakini terletak dan berada di wilayah kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto provinsi Jawa Timur. Akan tetapi, peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit cukup banyak tersebar di wilayah-wilayah menyerupai wilayah Mojokerto, Kediri dan Jombang.
Masa Pemerintahan Raden Wijaya
Menurut prasasti Gunung Butak, Wijaya yaitu putra dari Dyah Lembu Tal. Wijaya yaitu menantu Kertanegara, 4 putri Kertanegara dijadikan istrinya, ke #4 putri Kertanegara itu yakni :
#4 Putri Kertanegara
1. Dyah Dewi Tribhuwaneswari
2. Dyah Dewi Narendraduhita
3. Dyah Dewi Prajnaparamitha Jayendradewi
4. Dyah Dewi Gayatri
Sedangkan dari Gayatri memiliki 2 istri yaitu :
1. Tribhuwanatunggadewi
2. Dyah Wiyat
Ketika terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya berhasil melarikan diri ke Madura bersama istri dan pengikut-pengikutnya. Di Madura, ia di terima oleh Arya Wiraraja, salah seorang Bupati bawahan Raja Kertanegara. Atas saran Wiraraja, Wijaya disuruh berpura-pura mengabdikan diri kepada Raja Jayakatwang.
Ia diberi hutan untuk tempat tinggalnya. Hutan itu dibuka menjadi desa dengan pertolongan orang Madura, Rakyat Wiraraja. Desa itu lalu diberi nama Majapahit, lantaran di hutan itu terdapat buah yang berjulukan Maja yang rasanya sangat pahit.
Setelah berhasil menghancurkan kekuasaan Jayakatwang dengan pertolongan pasukan Mongol, Wijaya menobatkan diri sebagai raja dengan kerajaan barunya, yaitu Majapahit. Gelarnya yaitu Sri Kertarajasa Jayawardhana. Setelah menjadi raja, Wijaya berbalik menyerang Mongol, sehingga pasukan Mongol banyak yang tewas dan sebagian kembali ke negerinya.
Pada masa kekuasaannya, Wijaya lebih terkonsentrasi untuk memperkuat sendi-sendi kerajaan. Orang-orang yang berjasa dalam pendirian kerajaan diberikan penghargaan yang besar, diantara mereka yaitu menyerupai :
1. Ranggalawe dijadikan Bupati Tuban
2. Empu Nambi diangkat menjadi Mahapatih
3. Lembu Sora, Gajah Biru dan Juru Demung diangkat menjadi Tumenggung.
Pada tahun 1309 M, Raden Wijaya wafat dan dicandikan di Candi Simping sebagai Syiwa dan di Trowulan sebagai Dhyani Buddha. Arca perwujudannya berbentuk Harihara, Arca Harihara yaitu arca perwujudan Wisnu dan Syiwa yang menjadi satu.
Baca juga Sejarah Perkembangan Agama Buddha
Masa Pemerintahan Jayanegara
Jayanegara yaitu anak Raden Wijaya dari Tribhuwaneswari. Jayanegara menerima julukan Kala Gemet. Pada masanya banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh pengikut-pengikut ayahnya, yang diangkat menjadi pejabat.
Ini terjadi lantaran Jayanegara yaitu seorang yang tidak cakap dalam hal kepemimpinan, sehingga dia gampang dimanfaatkan orang untuk mengadu domba orang-orang yang telah berjasa pada Majapahit. Pemberontakan tersebut, antara lain menyerupai berikut :
1. Pemberontakan Ranggalawe
Pemberontakan Ranggalawe ini terjadi pada tahun 1309.
2. Pemberontakan Lembu Sora
Pemberontakan Lembu Sora ini terjadi pada tahun 1311.
3. Pemberontakan Gajah Biru Dan Juru Demung
Pemberontakan Gajah Biru dan Juru Demung ini terjadi pada tahun 1313.
4. Pemberontakan Empu Nambi
Pemberontakan Empu Nambi ini terjadi pada tahun 1316.
Mulai dari situlah sangat terlihat sekali akan kelemahan dari Jayanegara didalam memimpin kerajaan. Padahal, nambi yaitu pejabat tertinggi yang berada dibawah raja, yakni Rakryan Mahapatih Majapahit. Dan pemberontakan yang cukup besar yaitu pemberontakan Ra Kuti dan Ra Semi pada tahun 1319.
Pemberontakan Ra Kuti dan Ra Semi ini hampir sanggup menciptakan dan membawa runtuhnya kerajaan Majapahit, dikarenakan telah berhasil menduduki ibukota kerajaan. Didalam pemberontakan ini, Jayanegara menyelamatkan diri ke Desa Badender dengan dikawal oleh prajurit Bhayangkara (arti Bhayangkara yaitu pengawal langsung raja) yang dipimpin oleh Gajah Mada.
Berkat kecakapan Gajah Mada, pemberontakan tersebut alhasil sanggup diredam dan dipadamkan. Pada tahun 1328, Jayanegara tewas dibunuh oleh tabib kerajaan yang berjulukan Ra Tanca. Ra Tanca selanjutnya bertarung melawan Gajah Mada dan pada alhasil Gajah Mada berhasil membunuh Ra Tanca.
Masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi
Tribhuwanatunggadewi yaitu seorang anak Raden Wijaya dari Gayatri atau adik keponakan dari Jayanegara. Tribhuwanatunggadewi tidak usang memegang tampuk kepemimpinan. Kepemimpinan Tribhuwanatunggadewi didampingi oleh Mahapatih Amangkubumi, Arya Tadah yang pada ketika itu sedang mengalami sakit.
Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan di kawasan Besuki yang dipimpin oleh Sadeng dan Keta pada tahun 1331. Pemberontakan ini cukup membahayakan Majapahit. Oleh lantaran itu, atas ajakan dari Arya Tadah, Gajah Mada lalu diangkat sebagai panglima tertinggi kerajaan dengan misi untuk menumpas seluruh pemberontakan yang terjadi.
Berkat kecakapan Gajah Mada, alhasil ia diangkat menjadi Mahapatih Amangkubumi Majapahit, dengan menggantikan posisi Arya Tadah. Pada ketika pelantikannya itulah, lalu Gajah Mada mengucapkan sebuah sumpah yang sangat populer yakni Tan Amukti Palapa.
Isi sumpah Tan Amukti Palapa
Isi sumpah Tan Amukti Palapa yaitu bahwa Gajah Mada tidak akan pernah berhenti berjuang dan hidup yummy sebelum sebelum sanggup menyatukan Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit.
Pada tahun 1350 Gayatri wafat dan dimakamkan di Bhalango (dekat Tulungagung). Karna maut ibunya, Tribhuwanatunggadewi mengundurkan diri sebagai Raja. Selanjutnya takhta kerajaan diserahkan kepada putranya yang berjulukan hayam wuruk, yang masih berusia 16 tahun.
Masa pemerintahan Hayam Wuruk
Hayam Wuruk berarti ayam jantan yang berkokok di pagi hari. Hayam Wuruk yaitu raja terbesar Majapahit. Gelarnya yaitu Sri Rajasanagara. Pada masanya, Majapahit mengalami puncak kegemilangan. Berkat kecakapan kepemimpinan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, Majapahit bermetamorfosis kerajaan yang besar, kuat, tangguh, dihormati mitra dan disegani lawan.
Sebagai seorang raja, Hayam Wuruk sangat berpandangan luas, cermat, adil dan disiplin. Dia menunjukkan kesempatan Gajah Mada untuk memenuhi sumpahnya itu, yaitu menyatukan Nusantara. Dalam waktu beberapa tahun saja, Gajah Mada menimbulkan Majapahit kerajaan yang sangat besar. Misalnya pada tahun 1334 menaklukan Pulau Bali dan pada tahun 1337 menaklukan Sriwijaya.
Baca ini Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Menurut Kitab Negarakertagama, kawasan yang ditaklukkan Majapahit dan mengakui kedaulatannya yaitu sebagai berikut :
1. Daerah Melayu
Daerah Melayu mencakup Jambi, Minangkabau, Singapura, Siak, Kampar, Rokan, Mandailing, Tamiang, Perlak, Karitang, Padang dan Lampung.
2. Daerah Malaka
Daerah Malaka mencakup Pahang, Langkasuka, Trengganu, Tumasik, Pattani dan Kuala Lumpur.
3. Daerah Jawa
Daerah Jawa mencakup 21 negara daerah. Daerah-daerah itu yaitu Daha (Kediri), Jagaraga, Kahuripan (Jenggala), Tanjungpura, Pajang, Kembangjenar, Matahun, Wirabumi, Keling, Kalingapura, Pandan Salas, Paguhan, Wengker, Kabalan, Tumapel, Singasari, Pamotan, Mataram, Lasem, Pakembangan dan Pawanawan. Daerah Pasundan ternyata tidak masuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit.
Baca ini Sejarah Kerajaan Kediri (Panjalu)
4. Daerah Timur
Daerah Timur mencakup Bali, Nusa Penida, Bima, Dompo, Seram, Wuanin (Papua Barat), Lumak, Makassar, Selayar dan Caltoa (Kangean).
5. Daerah Utara
Daerah Utara mencakup seluruh kawasan Kalimantan dan Sulawesi hingga Filipina Tengah ke Selatan.
Ternyata ada satu kawasan di Jawa yang belum sanggup di taklukkan, padahal cukup dekat, yaitu Kerajaan Sunda di Jawa Barat. Menurut Kidung Sundayana, Gajah Mada ingin menaklukkan dengan cara diplomatis. Dia membujuk Hayam Wuruk semoga mau menikahi Dyah Pitaloka putri raja Sunda.
Pada waktu raja Pajajaran menuju Majapahit untuk mengantarkan putrinya menikah, rombongan Kerajaan Sunda itu berkemah di sebuah kawasan yang berjulukan Bubat. Disanalah alhasil terjadi kesalahpahaman yang alhasil mengakibatkan terjadi pertempuran yang disebut dengan perang Bubat. Sri Baduga (raja Sunda) tewas terbunuh dan Dyah Pitaloka bunuh diri di tempat itu juga.
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit banyak mendirikan bangunan suci. Adapun bangunan suci yang dibangun pada masa pemerintahan Hayam Wuruk tersebut yakni sebagai berikut :
1. Candi Penataran di Blitar
2. Candi Sawentar
3. Candi Jabung
4. Candi Tikus di Trowulan
5. Candi Telagawangi
6. Candi Surawangi
7. Candi Sumberjati
8. Candi Sukuh di lereng Gunung Lawu
9. Candi Kedaton di Besuki
Dibidang seni sastra, banyak para pujangga yang melahirkan karya-karya bermutu tinggi antara lain :
1. Negarakertagama karya Empu Prapanca
2. Arjunawijaya dan Sutasoma karya Empu Tantular
3. Kuncarakarna
4. Parthayajna
5. Pararaton
6. Ranggalawe
7. Panjiwijayakrama
8. Sorandaka
9. Sundayana
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit
Kemunduran kerajaan Majapahit disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut. Pada tahun 1364 M Gajah Mada meninggal. Kematian Gajah Mada dan ibunya Tribhuwanatunggadewi mengakibatkan Hayam Wuruk kehilangan pegangan dalam menjalankan pemerintahannya. Intrik politik diantara keluarga raja kembali terjadi sesudah Hayam Wuruk meninggal pada 1389 M.
Hayam Wuruk memiliki seorang putri dari permaisurinya yang berjulukan Kusumawardhani. Ia lalu menikah dengan Wikramawardhana. Dari selirnya, Hayam Wuruk memiliki anak yang berjulukan Bhre Wirabhumi. Agar tidak terjadi perebutan takhta, Hayam Wuruk membagi Majapahit menjadi 2 penggalan yakni menyerupai berikut :
1. Bagian barat diberikan kepada Kusumawardhani.
2. Bagian timur diberikan kepada Wirabhumi.
Tidak usang sesudah Hayam Wuruk meninggal, terjadi perang antara Kusumawardhani dan Wirabhumi. Perang itu dikenal dengan sebutan Perang Paregreg (Perang Saudara). Dalam perang itu Wirabhumi terbunuh dan Kusumawardhani memimpin Majapahit. Wikramawardhana meninggal pada tahun 1492 M, ia digantikan putrinya yang berjulukan Suhita.
Ratu Suhita memerintah Majapahit hingga 1447 M. Suhita tidak memiliki putra. Ia digantikan oleh adik tirinya yang berjulukan Kertawijaya yang memerintah pada tahun 1451 M. Raja selanjutnya yaitu Kertabhumi yang memerintah hingga 1478 M, namun ia dikalahkan oleh Ranawijaya. Ranawijaya yaitu raja Majapahit terakhir yang gagal mengembalikan Majapahit pada kejayaannya. Banyak raja-raja taklukan dibawah Majapahit yang melepaskan diri.
Disamping itu, imbas agama Islam mulai berkembang di pesisir utara Pulau Jawa, yang diikuti dengan berkembangnya Demak yang beragama Islam. Banyak pejabat Demak keturunan Majapahit yang sudah memeluk agama Islam. Demikian pembahasan mengenai sejarah kerajaan majapahit hingga runtuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar