Sabtu, 30 April 2016

Pengertian Perusahaan, Jenis Perusahaan Serta Faktor Pendirian Perusahaan

Perusahaan adalah adalah pokok pembahasan utama yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini. Adapun sub pembahasan perihal perusahaan yang akan dibahas didalam materi pelajaran Ekonomi yakni sebagai berikut :

1. Pengertian perusahaan.
2. Syarat-syarat perusahaan.
3. Jenis dan type perusahaan.
4. Faktor-faktor dalam pendirian perusahaan.

Semoga pembahasan ini sanggup menambah pengetahuan dan wawasan anda didalam mengetahui pengertian perusahaan, syarat-syarat perusahaan, jenis-jenis perusahaan dan type model perusahaan serta faktor-faktor dalam mendirikan perusahaan yang wajib diketahui  dan menjadi portal tumpuan tugas, skripsi maupun makalah bagi para pelajar di seluruh wilayah tanah air Indonesia maupun mancanegara.
yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini Pengertian Perusahaan, Jenis Perusahaan Serta Faktor Pendirian Perusahaan
Perusahaan

Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah suatu organisasi atau forum yang menggabungkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Berdasarkan dari arti perusahaan tersebut maka sanggup dijelaskan bahwa suatu organisasi disebut perusahaan apabila memenuhi syarat-syarat yang diantaranya menyerupai yang akan dijelaskan berikut dibawah.

Syarat-Syarat Perusahaan

Suatu organisasi sanggup dikatakan perusahaan apabila telah memenuhi akan syarat-syarat dari sebuah perusahaan. Berikut ini ialah syarat-syarat perusahaan yakni menyerupai :

1. Bentuk kepemilikan yakni sanggup dimiliki satu orang atau beberapa orang.
2. Ada pengolahan atau penggabungan faktor-faktor produksi.
3. Ada kawasan yang berupa pabrik, bengkel dan atau sebidang tanah.
4. Bertujuan menghasilkan barang dan atau jasa.

Jenis-Jenis Perusahaan

Didalam suatu perusahaan terdapat majemuk jenis dan type perusahaan sesuai dengan bidang yang dikerjakan. Berikut ini akan di jelaskan jenis-jenis perusahaan dan type perusahaan sesuai dengan bidang yang dikerjakan, yakni menyerupai berikut :

1. Perusahaan Ekstraktif
Perusahaan ekstraktif ialah suatu perusahaan yang bergerak pada bidang pencarian materi yang disediakan oleh alam.

2. Perusahaan Agraris
Perusahaan agraris ialah suatu perusahaan yang proses kegiatannya mengolah tanah untuk memproduksi hasil-hasil bumi yang mempunyai kegunaan bagi masyarakat.

3. Perusahaan Perdagangan (Perniagaan)
Perusahaan perdagangan atau disebut juga dengan perusahaan perniagaan ialah suatu perusahaan yang bergerak pada bidang tukar-menukar dan atau jual-beli barang.

4. Perusahaan Industri
Perusahaan industri ialah suatu perusahaan yang mengubah bentuk materi mentah dan lalu mengolah materi mentah tersebut menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.

5. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa ialah suatu perusahaan yang bergerak pada bidang pelayanan jasa (service) kepada konsumen, klien, dan atau langganan dengan mempunyai tujuan biar sanggup memperoleh pendapatan berupa imbalan jasa.

Faktor-Faktor Dalam Pendirian Perusahaan

Dibawah ini ialah beberapa faktor-faktor yang harus di pertimbangkan sebelum mendirikan sebuah perusahaan. Adapun faktor-faktor tersebut yakni sebagai berikut :

1. Badan aturan dan tubuh perjuangan yang akan dipilih.
2. Jenis perjuangan yang akan dijalankan.
3. Sarana produksi.
4. Pemasaran hasil produksi.
5. Lokasi tubuh usaha.

Demikian pembahasan mengenai pengertian perusahaan, syarat-syarat berdirinya sebuah perusahaan, jenis-jenis dan type perusahaan serta faktor-faktor yang harus diperhatikan sebelum mendirikan sebuah perusahaan.

Jumat, 29 April 2016

Sejarah Kerajaan Kutai (Kerajaan Pertama Dan Tertua Di Indonesia)

Kerajaan Kutai adalah pokok pembahasan utama yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini. Dan pertama-tama yang harus anda ketahui bahwa kerajaan kutai yakni kerajaan Hindu yang tertua di negara Republik Indonesia ini. Adapun sub pembahasan wacana sejarah kerajaan kutai yang dibahas didalam materi pelajaran Sejarah yakni sebagai berikut :

1. Sejarah Kerajaan Kutai.
2. Raja-raja Kerajaan Kutai.
3. #14 Benda Bersejarah Peninggalan Kerajaan Kutai.

Semoga pembahasan ini sanggup menambah pengetahuan dan wawasan anda didalam mengetahui sejarah kerajaan kutai, nama-nama raja di kerajaan kutai serta benda bersejarah peninggalan kerajaan kutai  dan menjadi portal rujukan tugas, skripsi maupun makalah bagi para pelajar di seluruh wilayah tanah air Indonesia maupun mancanegara.
yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini Sejarah Kerajaan Kutai (Kerajaan Pertama Dan Tertua Di Indonesia)

Sejarah Kerajaan Kutai

Kerajaan kutai bangkit sekitar tahun 400-500 M. Kerajaan kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Informasi mengenai kerajaan ini diperoleh dari 7 prasasti yang disebut Yupa.

Berbentuk Menhir atau Tiang Batu yang ditemukan di Muarakaman tepi Sungai Mahakam. Tujuh prasasti atau yang disebut dengan Prasasti Yupa ini memakai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang diperkirakan ditulis pada 400 M.

Yupa adalah tugu watu untuk upacara persembahan penganut animisme. Dari ke 7 prasasti (prasastu Yupa) tersebut sanggup diketahui wacana silsilah, daerah sedekah dan macam-macam sedekah yang lain, ibarat wijen, malai bunga, lampu dan lain-lain.

Raja-raja Kerajaan Kutai

Raja pertama yang memerintah Kutai berjulukan Kudungga. Raja Kudungga mempunyai putra berjulukan Aswawarman. Aswawarman mempunyai putra yang berjulukan Mulawarman. Dilihat dari nama, Kudungga bukanlah nama Hindu, tetapi nama Indonesia asli. 

Nama Aswawarman dan Mulawarman yakni nama-nama berbau Hindu. Warman berarti pakaian perang. Penambahan nama itu diberikan dalam upacara penobatan raja secara agama Hindu. Keluarga Kudungga melaksanakan upacara Vratyastoma, yaitu upacara Hindu untuk penyucian diri sebagai syarat masuk pada kasta Kesatria. 

Berdasarkan nama dan gelar yang disandangnya, kerajaan Kutai yang bercorak Hindu berawal dari pemerintahan Aswawarman. Sedangkan agama yang dianut oleh Mulawarman yakni Hindu aliran Syiwa.

Hal tersebut sanggup diketahui dari salah satu Prasasti Yupa yang menyebut daerah dalam tanah yang sangat suci yang diberi nama Waprakeswara. Waprakeswara adalah suatu daerah suci untuk memuja Dewa Syiwa.

#14 Peninggalan Kerajaan Kutai

Berikut ini yakni barang-barang peninggalan kerajaan kutai yang masih ada sampai dikala ini. Adapun #14 peninggalan benda bersejarah kerajaan Kutai yakni sebagai berikut :

1. Prasasti Yupa.
2. Ketopong Sultan.
3. Kalung Ciwa.
4. Kalung Uncal.
5. Kura-kura Emas.
6. Pedang Sultan Kutai.
7. Tali Juwita.
8. Keris Bukit Kang.
9. Kelambu Kuning.
10. Singgasana Sultan.
11. Meriam.
12. Tombak Kerajaan Majapahit.
13. Keramik Kuno Tiongkok.
14. Gamelan Gajah Prawoto.

14 benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan Kutai itulah sampai dikala ini sanggup di temui pada museum Tenggarong (disebut Tangga Arung).

Demikian pembahasan mengenai sejarah Kerajaan Kutai, kerajaan pertama dan kerajaan Hindu tertua di Indonesia.

Kamis, 28 April 2016

Sejarah Kerajaan Tarumanegara (Kerajaan Tertua Di Indonesia)

Kerajaan Tarumanegara ialah pokok pembahasan yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini. Dan yang harus anda ketahui wacana kerajaan ini bahwa kerajaan Tarumanegara ialah kerajaan tertua di negara Republik Indonesia ini.

Ada salah satu universitas di Indonesia yang memakai nama kerajaan ini sebagai nama universitas tersebut yakni Universitas Tarumanagara (Tarumanagara University). Adapun sub pembahasan wacana sejarah kerajaan Tarumanegara yang dibahas didalam materi pelajaran Sejarah yakni sebagai berikut :

1. Sejarah Kerajaan Tarumanegara.
2. Benda Sejarah Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
3. #7 Prasasti Kerajaan Tarumanegara.
4. Agama Yang Dianut Pada Masa Kerajaan Tarumanegara.

Semoga pembahasan ini sanggup menambah pengetahuan dan wawasan anda didalam mengetahui sejarah kerajaan Tarumanegara, benda sejarah peninggalan kerajaan Tarumanegara, tujuh prasasti kerajaan Tarumanegara serta agama yang dianut pada masa kerajaan Tarumanegara dan menjadi portal acuan tugas, skripsi maupun makalah bagi para pelajar di seluruh wilayah tanah air Indonesia maupun mancanegara.
 ialah pokok pembahasan yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini Sejarah Kerajaan Tarumanegara (Kerajaan Tertua Di Indonesia)

Sejarah Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara didirikan sekitar kurun ke 5 di Sungai Citarum, Bogor, Jawa Barat. Kerajaan ini merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Mengenai Kerajaan Tarumanegara sanggup diketahui dari sumber sejarah prasasti dan informasi dari Tiongkok.
Baca juga Sejarah Kerajaan Kutai

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Ada 7 buah prasasti yang menunjukan Kerajaan Tarumanegara, adapun #7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang dimaksud yakni sebagai berikut :
1. Prasasti Ciaruteun
2. Prasasti Muara Cianten
3. Prasasti Kebun Kopi
4. Prasasti Jambu
5. Prasasti Cidanghiang atau Lebak
6. Prasasti Tugu
7. Prasasti Pasir Awi

Agama Yang Dianut Pada Masa Kerajaan Tarumanegara

Sumber informasi lain wacana Kerajaan Tarumanegara diperoleh dari catatan seorang musafir Tiongkok yang berjulukan Fa-Hien. Fa-Hien dalam perjalanannya ke India singgah di Ye-Po-Ti (Pulau Jawa) alasannya ialah bahtera yang ditumpanginya dilanda topan. Fa-Hien menyampaikan bahwa di To-lo-mo (Tarumanegara) pada 414 M ada 3 agama yakni :

1. Agama Hindu
Agama hindu merupakan agama yang paling banyak penganutnya. Untuk mengetahui sejarah perkembangan agama hindu sanggup mengunjungi halaman berikut
Baca ini Sejarah Perkembangan Agama Hindu
2. Agama Buddha
Untuk mengetahui sejarah perkembangan agama buddha sanggup mengunjungi halaman berikut
Baca ini Sejarah Perkembangan Agama Buddha
3. Agama Kotor
Para sejarawan mengira bahwa yang disebut agama kotor ialah animisme dan dinamisme.

Raja terbesar Kerajaan Tarumanegara ialah Purnawarman. Dia memerintah dengan sangat bijaksana dan adil. Pada masanya rakyat hidup dengan makmur. Hal tersebut dibuktikan dengan Prasasti Tugu yang menceritakan bahwa Purnawarman telah memerintahkan penggalian Sungai Gomati untuk mencegah terjadinya banjir dan proteksi sedekah berupa 1.000 ekor sapi kepada Brahmana. Tindakan itu menyampaikan perilaku sosial Raja Purnawarman.

Dari beberapa prasasti yang telah diteliti oleh sejarawan yang disimpulkan bahwa Raja Purnawarman menganut agama Hindu aliran Wisnu. Demikian pembahasan mengenai sejarah kerajaan Tarumanegara, kerajaan tertua di Indonesia.

Rabu, 27 April 2016

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno (Hindu) Di Indonesia

Kerajaan mataram kuno (hindu) di Indonesia adalah pokok pembahasan utama yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini. Adapun sub pembahasan ihwal sejarah kerajaan mataram kuno (hindu) yang dibahas didalam materi pelajaran Sejarah yakni sebagai berikut :

1. Sejarah Kerajaan Mataram Kuno (Hindu).
2. Nama Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno (Hindu).
3. Susunan Raja-raja Pada Dinasti Syailendra.

Semoga pembahasan ini sanggup menambah pengetahuan dan wawasan anda didalam mengetahui sejarah kerajaan mataram kuno (hindu)nama-nama raja pada kerajaan mataram kuno (hindu), serta susunan-susunan raja pada masa Dinasti Syailendra dan menjadi portal rujukan tugas, skripsi maupun makalah bagi para pelajar di seluruh wilayah tanah air Indonesia maupun mancanegara.
 pokok pembahasan utama yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini Sejarah Kerajaan Mataram Kuno (Hindu) Di Indonesia

Sejarah Kerajaan Mataram Hindu

Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah, dengan sentra lembah Kali Progo, yang mencakup :

1. Magelang
2. Muntilan
3. Sleman
4. Yogyakarta

Ibukotanya Medang kamulan, dengan raja yang pertama kali yang memerintah yaitu Raja Sanjaya, penganut Hindu.
Baca ini Sejarah Perkembangan Agama Hindu
Pusat kerajaan terletak di tempat yang disebut Medang I Bhumi Mataram (Diperkirakan sekitar Prambanan, Klaten, Jawa Tengah). Sumber informasi adanya Kerajaan Mataram Kuno yaitu Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M, dikeluarkan oleh Raja Sanjaya.

Nama Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno (Hindu)

Berdasarkan Prasasti Canggal sanggup diketahui bahwa Raja pertama dari Dinasti Sanjaya, yaitu Sanjaya. Menurut prasasti ini, Jawadwipa (Pulau Jawa) yang kaya akan Padi dan emas mula-mula diperintah oleh Raja Sanna. Setelah Raja Sanna meninggal, negara menjadi akan kacau.

Kemudian tampillah Sanjaya, anak dari saudari wanita Raja Sanna yang berjulukan Sannaha. Sanjaya menaklukkan tempat sekitar Mataram Kuno, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, bahkan memerangi juga Sriwijaya dan kerajaan Melayu.

Setelah Sanjaya wafat, digantikan oleh putranya yang berjulukan Panangkaran. Pada masa pemerintahan Raja Panangkaran, agama Buddha mulai masuk ke Jawa Tengah sehingga keturunan Syailendra sudah ada yang memeluk agama Buddha.
Baca ini Sejarah Perkembangan Agama Buddha
Beberapa keturunan Dinasti Sanjaya sudah ada yang memeluk agama Buddha. Dinasti Syailendra diperkirakan berhasil menggeser kedudukan Dinasti Sanjaya, sehingga Dinasti Sanjaya mengalihkan pemerintahannya ke Jawa Tengah potongan utara. Perkiraan pergeseran pemerintahan Dinasti Sanjaya itu diperkuat dengan adanya peninggalan berupa kompleks Candi Hindu di Gedong Songo (Ungaran) dan di Dieng.

Selain Prasasti Canggal, ada juga Prasasti Kalasan (778 M) yang terdapat di sebelah timur Yogyakarta. Dalam prasasti Kalasan disebutkan Raja Panangkaran dengan nama Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Rakai Panangkaran. Prasasti Canggal ditulis memakai karakter Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Didaerah Sojomerto, Pekalongan ditemukan juga prasasti yang membuka tabir asal seruan Wangsa (Dinasti) Sanjaya. Bentuk karakter yang tertulis pada Prasasti Sojomerto sangat tua, yang kemungkinan berasal dari kurun ke-5 M. Prasasti Sojomerto berisi ihwal nama seorang pejabat tinggi yang berjulukan Dapunta Syailendra.

Berdasarkan keterangan Prasasti Sojomerto, sanggup disimpulkan bahwa Dinasti Syailendra berasal dari Jawa Tengah. Prasasti ini juga menyebutkan ihwal Raja Panangkaran yang mendirikan bangunan suci untuk para pendeta dan menghadiahkan Desa Kalaca kepada Sanggha (penganut agama Buddha).
Baca juga Sejarah Masuknya Agama Hindu-Buddha Ke Indonesia

Susunan Raja-raja Pada Dinasti Syailendra

Berdasarkan penelitian para mahir sejarah, sanggup dibentuk susunan raja-raja dari Dinasti Syailendra yang memerintah di Jawa Tengah yakni :

1. Raja Bhanu (752-775 M).
2. Raja Wisnu (775-782 M).
3. Raja Indra (782-812 M).
4. Raja Samaratungga (812-833 M).
5. Raja Balaputradewa (833-856 M).

Dinasti Syailendra mengalami penyatuan dengan Dinasti Sanjaya berkat adanya perkawinan politik antara Pramudyawardhani (Putri Samaratungga) dengan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Namun sehabis Samaratungga wafat, terjadi kudeta antara Pramudyawardhani (putri Samaratungga)-Rakai Pikatan dengan Balaputradewa. Balaputradewa kesudahannya terdesak kemudian pergi ke Sriwijaya dan menjadi Raja disana. Hal ini terjadi karen ibunya yaitu salah seorang keturunan Raja Sriwijaya.

Perkawinan Rakai Pikatan dengan Pramudyawardhani ternyata sanggup menyatukan pemerintahan. Selain itu, pemeluk agama Hindu dengan pemeluk agama Buddha sanggup hidup rukun berdampingan. Pramudyawardhani meneruskan pembangunan Candi Plaosan di Prambanan.

Di Candi Plaosan banyak ditemukan tulisan-tulisan pendek ihwal nama Sri Kahulunan dan Rakai Pikatan. Pramudyawardhani juga meresmikan tunjangan tanah dan sawah untuk menjamin pemeliharaan Kamulan atau bangunan suci Bhumisambhara yang kemudian disebut dengan Candi Borobudur.

Di pihak lain, berkat kecakapan dan keuletan Rakai Pikatan, kebudayaan Hindu sanggup dihidupkan kembali. Rakai Pikatan segera memulai pembangunan candi-candi Hindu yang megah dan indah, salah satuya yaitu Candi Prambanan di Desa Prambanan. Ketika Rakai Pikatan wafat, pembangunan kompleks candi belum selesai. Kemudian diteruskan oleh para penggantinya dan gres selesai pada masa pemerintahan Raja Daksa sekitar tahun 915.

Untuk lebih mengetahui raja-raja yang memerintah di Mataram, Prasasti Kedu atau dikenal juga dengan nama Prasasti Mantyasih (907 M) mencamtumkan silsilah raja-raja yang memerintah di Kerajaan Mataram. Prasasti Kedu ini dibentuk pada masa Raja Rakai Dyah Balitung.

Puncak kejayaan Dinasti Sanjaya terjadi pada masa pemerintahan Raja Balitung. Yang menguasai Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ia mendirikan Candi Prambanan dan Roro Jonggrang. Masa pemerintahan raja-raja Mataram sehabis Dyah Balitung tidak terlalu banyak sumber yang menceritakannya. Tetapi sanggup diketahui nama-nama raja yang memerintah, yakni sebagai berikut :

1. Daksa (913-919 M).
2. Wawa (919-924 M).
3. Tulodhong (924-929 M).
4. Empu Sindok (929-948 M).

Pada tahun 929 M ia memindahkan ibukota kerajaan dari Medang ke Daha (Jawa Timur). Selanjutnya Empu Sindok ini mendirikan dinasti gres yang berjulukan Isanawangsa dan mengakibatkan Wulunggaluh sebagai sentra kerajaan. Empu Sindok ini memerintah semenjak tahun 929 M hingga dengan 948 M.

Empu Sindok kemudian digantikan oleh Sri IsanaTunggawijaya yang memerintah sebagai ratu. Ia menikah dengan Raja Sri Lokapala dan dikaruniai seorang putra yang berjulukan Sri Makutawang Swardhana.

Pada final kurun ke-10 M, Mataram selanjutnya diperintah oleh Sri Dharmawangsa yang memerintah hingga tahun 1016 M. Ia yaitu seorang keturunan Empu Sindok. Berdasarkan informasi dari tiongkok, disebutkan bahwa Sri Dharmawangsa pada tahun 990 M mengadakan serangan ke Sriwijaya sebagai upaya mematahkan monopoli perdagangan sriwijaya.

Serangan tersebut gagal, malah Sriwijaya berhasil menghasut Raja Wurawari (sekitar banyumas) untuk menyerang istana Sri Dharmawangsa pada tahun 1016. Dari sini mulai terjadi kehancuran Dharmawangsa, sehabis Wurawari melaksanakan penyerangan ke istana.

Peristiwa ini menewaskan seluruh keluarga raja termasuk Sri Dharmawangsa sendiri, dan hanya Airlangga yang berhasil menyelamatkan diri. Airlangga berhasil menyelamatkan diri bersama Purnarotama dengan bersembunyi di Wonogiri (hutan Gunung). Di sana ia hidup sebagai seorang pertapa.

Pada tahun 1019, Airlangga (Menantu Sri Dharmawangsa) dinobatkan menjadi seorang Raja menggantikan Sri Dharmawangsa oleh para pendeta Budha. Ia segera mengadakan pemulihan hubungan baik dengan Sriwijaya. Airlangga menantu Sriwijaya saat diserang Raja Colamandala dari india selatan.

Selanjutnya tahun 1037, Airlangga berhasil mempersatukan kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Sri Dharmawangsa. Airlangga juga memindahkan ibu kota kerajaannya dari daha ke Kahuripan.

Pada tahun 1042, Airlangga menyerahkan kekuasaaannya pada putrinya yang berjulukan Sangrama Wijaya Tunggadewi. Namun, putrinya itu menolak dan menentukan untuk menjadi seorang petapa dengan nama petapa Ratu Giriputri. Selanjutnya Airlangga memerintahkan Empu Bharada untuk membagi dua kerajaan, Yaitu sebagai berikut :

1. Kerajaan Jaggala
Kerajaan Jaggala disebelah timur diberikan kepada putra sulungnya Garasakan (Jayengrana) dengan ibu kota di kahuripan (jiwana) mencakup tempat sekitar Surabaya hingga pasuruan.
2. Kerajaan Panjalu (Kendiri)
Kerajaan Panjalu di sebelah barat diberikan kepada putra bungsunya yang berjulukan Samarawijaya (Jayawarsa), dengan ibu kota di kediri (Daha), mencakup tempat sekitar kediri dan madiun.

Demikian pembahasan mengenai sejarah kerajaan Mataram Kuno (Hindu) di Indonesia.

Selasa, 26 April 2016

Sejarah Kerajaan Kediri (Panjalu)

Kerajaan Kediri atau disebut juga dengan Panjalu merupakan pokok pembahasan yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini. Adapun sub pembahasan perihal sejarah kerajaan kediri (panjalu) yang dibahas didalam materi pelajaran Sejarah yakni sebagai berikut :

1. Sejarah Kerajaan Kediri (Panjalu).
2. Kehidupan Politik Kerajaan Kediri.
3. Raja-raja Yang Berkuasa Pada Kerajaan Kediri.
4. Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Kediri.
5. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Kediri.

Semoga pembahasan ini sanggup menambah pengetahuan dan wawasan anda didalam mengetahui sejarah kerajaan kediri (panjalu), kehidupan sosial budaya dan politik kerajaan kediri, nama-nama raja yang berkuasa pada kerajaan kediriserta penyebab runtuhnya kerajaan kediri dan menjadi portal rujukan tugas, skripsi maupun makalah bagi para pelajar di seluruh wilayah tanah air Indonesia maupun mancanegara.
pokok pembahasan yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini Sejarah Kerajaan Kediri (Panjalu)

Sejarah Kerajaan Kediri (Panjalu)

Sejarah berdirinya Kerajaan kediri berawal dari pembagian Kerajaan Jenggala oleh Raja Airlangga untuk menghindari perpecahan diantara kedua putranya. Pembagian kerajaan ini dilakukan oleh Empu Bharada.

Kerajaan Jenggala kemudian dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Kerajaan Jenggala dengan ibu kota di kahuripan.
2. Kerajaan Kediri dengan ibu kota di Daha.
Kedua Kerajaan ini dibatasi oleh Sungai Brantas. Akan tetapi, perpecahan tetap saja terjadi karna sesudah Airlangga wafat pada 1049 M, terjadi perang saudara.
Baca juga Sejarah Kerajaan Mataram Kuno (Hindu)

Kehidupan Politik Kerajaan Kediri

Kerajaan kediri mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Jayabaya (1135-1157 M), bahkan dikenal hingga ke Tiongkok. Berita ini dibawa oleh seorang saudagar Tiongkok berjulukan Khou Ku Fei. Khou Ku Fei menceritakan bahwa pada 1200 M, Kediri ialah kerajaan yang makmur dan telah mempunyai pemerintahan yang diatur oleh hukum.

Raja-raja Yang Berkuasa Pada Kerajaan Kediri

Berikut ini ialah nama Raja-raja yang memerintah kerajaan Kediri ialah antara lain yakni sebagai berikut :

1. Raja Jayawarsa.
2. Rakai Sirikan Sri Bameswara.
3. Raja Jayabaya (1135-1159).
4. Raja Sarweswara (1159-1169).
5. Sri Aryyeswara (1169-1181).
6. Sri Gandra (1181-1182).
7. Kameswara (1182-1185).
8. Kertajaya (1185-1222).

Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Kediri

Pada masa Kameswara, seni sastra berkembang pesat. Kemajuan bidang kesusastraan pada zaman Kediri disebabkan oleh faktor-faktor yakni ibarat :

1. Adanya pujangga-pujangga yang pandai.
2. Adanya derma terhadap para pujangga.
3. Berkembangnya penghormatan kepada para raja melalui seni sastra.
4. Adanya kebebasan berfikir dalam membuatkan seni sastra.

Khou Ku Fei menceritakan bahwa pada 1200 M, Kediri ialah kerajaan yang makmur dan telah mempunyai pemerintahan yang diatur oleh hukum. Pada masa itu, Jayabaya banyak menghasilkan karya sastra yang mengagumkan, adapun karya sastra yang mengagumkan tersebut yakni antara lain seperti Kitab Bharatayudha yang diubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh.
Baca juga Sejarah Kerajaan Tarumanegara (Kerajaan Tertua) 
Kitab ini memastikan adanya penyatuan diantara dua kerajaan yang sebelumnya terpisah. Akan tetapi yang paling populer dari raja Jayabaya ialah ramalannya yang populer hingga kini dan terhimpun dalam suatu kitab, kitab itu yaitu Kitab Jongko Jayabaya.

Karya sastra yang lainnya ialah kitab Hariwangsa karangan Empu Panuluh, kitab Gatotkacasraya karangan Empu Panuluh, kitab Smaradhahana oleh Empu Darmaja dan kitab Cerita Panji.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Kediri 

Penyebab Kemunduran kerajaan Kediri adalah pada masa pemerintahannya, Kertajaya ingin dihormati dan disembah ibarat dewa. Hal ini menciptakan para Brahmana tidak bahagia dan mereka minta derma kepada Ken Arok, akuwu (kepala desa) Tumapel. Kebetulan pada ketika itu Ken Arok sangat berambisi untuk menjadi raja, kemudian Ken Arok menyusun kekuatan yang sangat kuat.

Akhirnya, Ken Arok sanggup mengalahkan Kertajaya pada tahun 1222. Penyerangan ini dilakukan disebuah tempat yang berjulukan Ganter. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Kediri. Setelah insiden tersebut Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari. Demikian pembahasan mengenai sejarah Kerajaan Kediri (Panjalu).

Senin, 25 April 2016

Sejarah Kerajaan Sriwijaya (Kerajaan Terbesar Di Indonesia)

Sejarah kerajaan Sriwijaya adalah pokok pembahasan utama yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini. Adapun sub pembahasan ihwal sejarah kerajaan sriwijaya yang dibahas didalam materi pelajaran Sejarah yakni sebagai berikut :

1. Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya.
2. Letak kerajaan Sriwijaya.
3. #7 Prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya.
4. Kehidupan politik kerajaan Sriwijaya.
5. Penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya.

Semoga pembahasan ini sanggup menambah pengetahuan dan wawasan anda didalam mengetahui sumber sejarah kerajaan sriwijaya, letak kerajaan sriwijayaprasasti-prasasti peninggalan bersejarah kerajaan sriwijaya, kehidupan politik kerajaan sriwijaya serta penyebab runtuhnya kerajaan sriwijaya dan menjadi portal tumpuan tugas, skripsi maupun makalah bagi para pelajar di seluruh wilayah tanah air Indonesia maupun mancanegara.
pokok pembahasan utama yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini Sejarah Kerajaan Sriwijaya (Kerajaan Terbesar Di Indonesia)

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya yakni salah satu kerajaan terbesar yang pernah berjaya di Indonesia. Berikut dibawah ini yakni klarifikasi mengenai citra ihwal sejarah kerajaan Sriwijaya.

Letak kerajaan Sriwijaya

Mengenai posisi letak sentra pemerintahan kerajaan Sriwijaya, hingga ketika ini masih menjadi perdebatan dan belum menerima akad secara niscaya dimana letak yang bergotong-royong pemerintahan kerajaan Sriwijaya. Dibawah ini yakni beberapa pendapat berdasarkan para andal mengenai letak sentra pemerintahan kerajaan Sriwijaya sebagai berikut :

1. Letak kerajaan Sriwijaya berdasarkan Pirre-Yves Manguin yang melaksanakan suatu penelitian ditahun 1993, yang mana dia mempunyai pendapat bahwa kerajaan Sriwijaya itu terletak pada wilayah sungai Musi yang berada diantara Bukit Siguntang dan Sabokiking yang pada ketika ini masuk kedalam tempat wilayah provinsi Sumatera Selatan.

2. Letak kerajaan Sriwijaya menurut ahli sejarah Soekmono beropini bahwa posisi letak sentra pemerintahan kerajaan Sriwijaya terletak di wilayah hilir dari sungai Batanghari, yaitu berada diantara Muara Sabak hingga Muara Tembesi yang kini ini berada di wilayah provinsi Jambi.

3. Dan ada juga dari pendapat lainnya mengenai letak kerajaan Sriwijaya yang berada pada sekitar candi Muara Takus yang mana termasuk didalam provinsi Riau yang diutarakan Moens.

Itulah mengapa hingga ketika ini, posisi letak sentra pemerintahan kerajaan Sriwijaya masih belum disepakati dimana letak yang sebenarnya, dikarenakan adanya perbedaan pendapat-pendapat.
Baca juga Sejarah Kerajaan Kediri

Sumber sejarah dan peninggalan bersejarah kerajaan Sriwijaya

Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya yakni bersumber dari peninggalan bersejarah berupa 7 prasasti  (6 prasasti berada di Sumatra dan 1 berada di Pulau Bangka) dan isu orang Tiongkok yang berjulukan I-Tsing. Adapun #7 prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya sanggup dijelaskan sebagai berikut :

1. Prasasti Kedukan Bukit (683 M)
Prasasti Kedukan Bukit berisi ihwal Dapunta Hyang yang mengadakan perjalanan selama 8 hari dengan membawa 20.000 pasukan dan berhasil menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur.

2. Prasasti Talang Tuo (684 M)
Prasasti Talang Tuo berisi ihwal pembuatan Taman Sriksetra oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga untuk kemakmuran semua makhluk.

3. Prasasti Kota Dapur (686 M)
Prasasti ini ditemukan di Pulau Bangka.

4. Prasasti Karang Birahi (686 M)
Prasasti Karang Birahi ditemukan di Jambi. Isinya yakni ihwal permohonan kepada Dewa untuk keselamatan rakyat dan Kerajaan Sriwijaya.

5. Prasasti Telaga Batu
Prasasti Telaga Batu ditemukan di Palembang. Isinya yakni berupa kutukan terhadap mereka yang melaksanakan kejahatan dan melanggar perintah Raja.

6. Prasasti Palas Pasemah
Prasasti Palas Pasemah berisi bahwa wilayah Lampung Selatan telah menjadi kekuasaan Sriwijaya.

7. Prasasti Ligor (775 M)
Prasasti Ligor menyatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya pernah diperintah oleh Darmaseta.

Berita orang Tiongkok yang berjulukan I-Tsing

Dalam pemberitaannya, I-Tsing menyatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya bangun pada kurun ke 7 M. Menurut catatan I-Tsing, Sriwijaya berperan sebagai sentra pengembangan ilmu pengetahuan dan agama Buddha di Asia Tenggara. I-Tsing mencar ilmu tata bahasa Sanskerta dan teologi Buddha di Sriwijaya.
Baca ini Sejarah Perkembangan Agama Buddha
I-Tsing menerjemahkan kitab-kitab suci agama Buddha kedalam bahasa Mandarin. Dia menyebutkan bahwadi Sriwijaya ada 1.000 orang pendeta yang mencar ilmu agama Buddha. Disebutkan juga bahwa para pendeta yang mencar ilmu agama Buddha itu dibimbing oleh Sakyakirti. Berdasarkan isu I-Tsing ini, sanggup disimpulkan bahwa Kerajaan Sriwijaya semenjak kurun ke 7 M telah menjadi sentra acara ilmiah agama Buddha di Asia Tenggara.

Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya mencapai zaman keemasan pada kurun ke 8 dan 9 M ketika dipimpin oleh Balaputradewa. Dalam Prasasti Nalanda (India) disebutkan bahwa Balaputradewa yakni cucu dari Raja Jawa dari keluarga Syailendra yang berjulukan Samaratungga yang menikah dengan Dewi tara, putri raja Dharmasetu (Sriwijaya).

Karena Dinasti Syailendra terdesak oleh Dinasti Sanjaya, Balaputradewa melarikan diri ke Sriwijaya kemudian diangkat menjadi raja disana. Dalam hubungan diplomatik dengan India, ternyata hubungan itu tidak bertahan lama. Karena pada tahun 1025 M, Raja Rajendracoladewa dari kerajaan Colamandala (India) melaksanakan penyerbuan besar-besaran kewilayah Sriwijaya antara lain menyerupai :

1. Kedah
2. Aceh
3. Nikobar
4. Binanga
5. Melayu
6. Palembang

Dalam penyerangan itu Raja Sriwijaya yang berjulukan Sri Sanggramawijaya Tunggawarman berhasil ditawan. Berita penyerangan tersebut ada dalam prasasti Tanjore di India Selatan.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

Berikut dibawah ini yakni faktor-faktor yang menimbulkan mundur dan runtuhnya kerajaan Sriwijaya, yang disebabkan beberapa hal antara lain yakni sebagai berikut :

1. Adanya serangan dari Jawa, yaitu serangan dari Raja Dharmawangsa pada tahun 990 M yang mengirimkan tentaranya ke Sriwijaya
2. Adanya serangan dari Kerajaan Colamandala pada tahun 1023 M, 1030 M dan 1068 M.
3. Mundurnya perekonomian dan perdagangan Sriwijaya akhir banyaknya bandar-bandar penting di Sriwijaya yang melepaskan diri dari kekuasaan pusat.
4. Pengaruh Ekspedisi Pamalayu dari Kerajaan Singasari ke wilayah Melayu yang merupakan kekuasaan Sriwijaya.
5. Adanya serangan Majapahit pada tahun 1477 M, dan lantaran serangan inilah yang paling menciptakan Sriwijaya kalah habis-habisan hingga kondisinya benar-benar lemah.

Demikian pembahasan mengenai sejarah Kerajaan Sriwijaya.

Minggu, 24 April 2016

Sejarah Kerajaan Singasari (Singosari) Dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari (Singosari) adalah pokok pembahasan utama yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini. Adapun sub pembahasan perihal sejarah kerajaan singasari atau disebut juga dengan kerajaan singosari yang dibahas didalam materi pelajaran Sejarah yakni sebagai berikut :

1. Sejarah kerajaan Singasari.
2. Kehidupan politik kerajaan Singasari.
3. Nama-nama anak Ken Arok.
4. Penyebab runtuhnya kerajaan Singasari.

Semoga pembahasan ini sanggup menambah pengetahuan dan wawasan anda didalam mengetahui sejarah kerajaan singasarikehidupan politik kerajaan singasari, nama-nama anak ken arok serta penyebab runtuhnya kerajaan singasari dan menjadi portal rujukan tugas, skripsi maupun makalah bagi para pelajar di seluruh wilayah tanah air Indonesia maupun mancanegara.
pokok pembahasan utama yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini Sejarah Kerajaan Singasari (Singosari) Dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan Singasari

Sejarah Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari atau disebut juga dengan kerajaan Singosari didirikan oleh Ken Arok dengan nama Dinasti Girindrawardhana, yang artinya keturunan dari Girindra. Ken Arok menjadi raja dengan gelar Sri Rangga Sang Amurwwabhumi. Ken Arok yaitu cikal bakal dari raja-raja di Singasari dan Majapahit. Sumber sejarah perihal Singasari terdapat didalam buku Pararaton dan Negarakertagama.
Baca juga Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Kehidupan Politik Kerajaan Singasari

Kehidupan politik di Singasari tidak terlepas dari raja pertamanya, Ken Arok. Menurut kitab Pararaton, Ken Arok yaitu anak dari seorang petani dari Desa Pangkur. Ibunya berjulukan Ken Endok. Desa Pangkur terletak di sebelah timur Gunung Kawi (dekat Malang). Konon pada waktu Ken Arok dilahirkan, tubuhnya bersinar.

Hal tersebut mengambarkan bahwa ia kelak akan menjadi raja besar di Jawa. Pada masa waktu masih muda, Ken Arok merupakan seorang anak yang sangat bandel dan berkat bimbingan Brahmana yang berjulukan Lohgawe, Ken Arok lalu di didik untuk menjadi seorang yang berakhlak baik.


Ken Arok lalu mengabdi kepada akuwu Tumapel. Akuwu itu berjulukan Tunggul Ametung. Setelah beberapa usang mengabdi, Ken arok berambsi ingin menjadi akuwu. Tidak hanya itu, Ken Arok juga terpengaruhi oleh kecantikan Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Ken Arok berniat memunuh Tunggul Ametung untuk mendapat posisi akuwu dan memperistri Ken Dedes.

Untuk melaksanakan rencananya, Ken Arok memesan sebuah keris kepada Empu Gandring. Dengan keris Empu Gandring itulah, Ken Arok membunuh Tunggul Ametung. Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung, ia segera mengangkat dirinya menjadi akuwu di Tumapel dan memperistri Ken Dedes. Ternyata Ken Dedes sudah mempunyai seorang anak dari Tunggul Ametung yang berjulukan Anuspati. Kelak Ken Arok akan tewas dibunuh oleh Anuspati sebagai wujud balas dendamnya.

Nama-Nama Anak Ken Arok

Ken Arok mempunyai 2 istri yaitu Ken Dedes dan Ken Umang. Dari perkawinannya dengan Ken Dedes, mempunyai 4 orang anak yakni :

1. Mahisa Wong Ateleng
2. Panji Saprang
3. Agni Bhaya
4. Dewi Rimba

Kemudian dari perkawinannya dari istri yang lain yakni Ken Umang mempunyai anak berjulukan Panji Tohjaya. Ken Arok mempunyai keinginan yang tinggi yang tinggi. Ia tidak puas hanya menjadi seorang akuwu. Ia ingin menjadi raja. Untuk mencapai maksudnya ia mulai menyusun tentara. Ia ingin merebut kekuasaan Raja Kertajaya raja Kerajaan Kediri, dan karenanya niatnya itu tercapai.
Baca ini Sejarah Kerajaan Kediri (Panjalu)
Setelah berhasil menguasai Kediri, ia mendirikan kerajaan gres yang berjulukan Singasari. Perebutan kekuasaan dan konflik menjadi ciri khas kerajaan yang di dirikan oleh Ken Arok (1222-1227).

Keberadaan Kerajaan Singasari diketahui dari Kitab Pararaton dan Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Prapanca. Ken Arok hanya memerintah selama 5 tahun (1222-1227). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seseorang atas perintah Anuspati, anak tirinya. Ken Arok dicandikan di kawasan Kagenengan dalam bentuk perpaduan Syiwa-Buddha.
Baca juga ini Sejarah Perkembangan Agama Buddha
Anuspati menggantikan Ken Arok sebagai Raja Singasari dari tahun 1227-1248 M. Mengetahui ayahnya dibunuh oleh Anuspati, Tohjaya tidak terima. Akhirnya, Anuspati dibunuh oleh Tohjaya dengan memakai keris Empu Gandring, yaitu keris yang dahulu dipakai Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung. Jenazah Anuspati lalu dicandikan di Candi Kadal (dekat Malang).

Setelah itu, lalu Singasari dipimpin oleh Panji Tohjaya. Pada masa pemerintahan Panji Tohjaya terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Ranggawuni atau Wisuwardhana (anak Anuspati) dan Mahisa Cempaka (anak Mahisa Wong Ateleng). Panji Tohjaya berhasil melarikan diri, tetapi ia meninggal di Katang Lumbang. Dengan jatuhnya Tohjaya, Ranggawuni naik takhta dan menjadi Raja di Singasari (1248-1268).

Dalam menjalankan pemerintahannya, ia di dampingi oleh Mahisa Campaka (yang membantu Ranggawuni memberontak pada Panji Tohjaya) yang berkedudukan sebagai perdana menteri dengan gelar Narasingamurti. Pada tahun 1268 M, Raja Ranggawuni yang bergelar Wisnuwardhana meninggal dunia.

Untuk pertahanan Kerajaannya, Wisnuwardhana membangun benteng di kawasan Canggu. Ia meninggal pada tahun 1268 dan didarmakan di Jajagu (sekarang menjadi Candi Jago). Wisnuwardhana mempunyai seorang putra yang berjulukan Kertanegara, sedangkan Mahisa Campaka mempunyai putra berjulukan Dyah Lembu Tal. Tampuk pemerintahan selanjutnya dipegang oleh putranya yang berjulukan Kertanegara. Kertanegara adalah raja terbesar di Singasari.

Pada pemerintahan Kertanegara inilah Singasari tampil menjadi kerajaan yang sangat besar dan luas kekuasaannya. Bahkan kebesarannya ini terdengar sampai ke Negeri Thailand, Kamboja bahkan Mongol. Kertanegara menjadi raja dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara.

Kertanegara mempunyai keinginan menyatukan seluruh Nusantara. Pada tahun 1275, Kertanegara mengirim tentaranya ke Melayu. Pengiriman tentara ini populer dengan sebutan Ekspedisi Pamalayu. Tujuan ekspedisi pamalayu yaitu menjalin persahabatan dan meluaskan wiayah kekuasaan. Selain itu, ia menaklukan Bali, Pahang, Sunda Bakulapura (di Kalimantan Barat) dan Gurun (di Maluku).

Kertanegara juga menjalin hubungan dengan raja Campa. Tujuannya yaitu untuk menahan ekspansi kekuasaan Kaisar Kubilai Khan dari Mongol. Pada tahun 1281 M, Kubilai Khan mengirim lagi 1 utusannya dengan maksud yang sama. Akan tetapi, Kertanegara tetap menolak sekitar 1289 M, Kubilai Khan mengirim utusan berjulukan Meng-Chi dengan maksud semoga Kertanegara mau tunduk dan mengakui kebesaran Kerajaan Mongol.

Namun, undangan itu ditolak mentah-mentah oleh Kertanegara dan beliau memotong indera pendengaran utusan Mongol itu. Kertanegara menyadari bahwa tindakannya sangat menghina Kubilai Khan dan akan menjadikan pertempuran. Namun, ia sudah mempersiapkan diri menghadapi serbuan dari Mongol.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Singasari

Hal yang mengakibatkan mundurnya kerajaan Singasari yakni, pada tahun 1292 M, Jayakatwang (Raja kecil di Kediri) melaksanakan pemberontakan. Ternyata Singasari sanggup dikalahkan dan Kertanegara sanggup dibunuh. Ini terjadi alasannya yaitu sebagian besar pasukan dikirim untuk melaksanakan Ekspedisi Pamalayu. Dengan sedikitnya pasukan di dalam kerajaan, memudahkan bagi Jakatwang untuk melaksanakan pemberontakan.

Kertanegara di candikan di Candi Jawi sebagai syiwa-Buddha dan Bairawa di Candi Singosari. Sebagian keluarga di istana melarikan diri yang kelak akan mendirikan Majapahit. Akhirnya, Jakatwang naik takhta menjadi Raja Singasari. Pada ketika penyerangan tersebut, Raden Wijaya, menantu Kertanegara sanggup meloloskan diri ke Madura dan mendapat santunan dari Bupati Sumenep, Arya Wiraraja.
Baca juga Sejarah Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia
Bertepatan dengan selesainya persiapan untuk menyerang Kediri, pasukan Kubilai Khan tiba menyerang Singasari. Mereka menduga Singasari masih dipimpin oleh Kertanegara yang telah menghinanya. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya yang segera bergabung dengan pasukan Kubilai Khan untuk menyerang Singasari.

Dengan mudah, pasukan campuran antara tentara Mongol dengan pasukan Raden Wijaya berhasil mengalahkan Singasari. Setelah berhasil mengalahkan Singasari disertai tewasnya Jayakatwang, pasukan tentara Mongol berpesta merayakan kemenangannya.

Namun tanpa diketahui Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan Mongol. Pasukan Mongol hancur dan sisanya pulang ke negerinya. Pada tahun 1293 M, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit yang terkenal.

Demikian pembahasan mengenai sejarah kerajaan singasari (singosari) dan penyebab runtuhnya kerajaan singasari tersebut.

Sabtu, 23 April 2016

Sejarah Kerajaan Majapahit Sampai Runtuh Nya Kerajaan Majapahit

Gambaran sejarah kerajaan Majapahit di nusantara adalah pembahasan utama yang akan dijelaskan secara lengkap pada artikel dibawah ini. Adapun sub pembahasan wacana sejarah kerajaan Majapahit (majapahit empire) yang dibahas didalam materi pelajaran Sejarah yakni sebagai berikut :

1. Sumber sejarah kerajaan Majapahit.
2. Pendiri kerajaan Majapahit.
3. Masa pemerintahan Raden Wijaya.
4. Masa pemerintahan Jayanegara.
5. Masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi.
6. Masa pemerintahan Hayam Wuruk.7. Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit.

Semoga pembahasan ini sanggup menambah pengetahuan dan wawasan anda didalam mengetahui sumber sejarah kerajaan majapahit, pendiri kerajaan majapahit, masa pemerintahan raden wijaya, masa pemerintahan jayanegara, masa pemerintahan tribhuwanatunggadewi, masa pemerintahan hayam wuruk, serta penyebab runtuhnya kerajaan majapahit dan menjadi portal tumpuan tugas, skripsi maupun makalah bagi para pelajar di seluruh wilayah tanah air Indonesia maupun mancanegara.
Gambaran sejarah kerajaan Majapahit di nusantara Sejarah Kerajaan Majapahit Hingga Runtuh Nya Kerajaan Majapahit

Sumber Sejarah Kerajaan Majapahit

Sumber sejarah yang sanggup dipakai untuk meneliti sejarah Kerajaan Majapahit diantaranya bersumber dari peninggalan kerajaan Majapahit yakni sebagai berikut :

A. Prasasti kerajaan Majapahit
1. Prasasti Gunung Butak
2. Brumbung
3. Kudadu
4. Gajah Mada
5. Jiu

B. Karya sastra kerajaan Majapahit
1. Negarakertagama
2. Pararaton
3. Sutasoma
4. Kidung Sundayana

C. Candi-candi kerajaan Majapahit
1. Candi Penataran
2. Candi Tikus
3. Candi Tegalwangi
4. Candi Bajangratu
5. Candi Jabung
6. Candi Kedaton

D. berita-berita abnormal berupa dari :
1. Tiongkok : Arca
2. India : Mata Uang
3. Arab : Keramik

Pendiri Kerajaan Majapahit

Adapun pendiri kerajaan Majapahit yaitu didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 M. Mengenai sejarah terbentuknya dan berdirinya kerajaan Majapahit, terdapat korelasi dari dongeng sebelumnya yakni Sejarah Kerajaan Singasari (Singosari) dimana, kerajaan tersebut diserang habis-habisan oleh pasukan tentara Mongol dengan pasukan Raden Wijaya hingga kerajaan Singasari runtuh.
Baca ini Sejarah Kerajaan Singasari (Singosari) Dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan Singasari
Mengenai letak kerajaan majapahit, posisi letak kerajaan Majapahit diyakini terletak dan berada di wilayah kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto provinsi Jawa Timur. Akan tetapi, peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit cukup banyak tersebar di wilayah-wilayah menyerupai wilayah Mojokerto, Kediri dan Jombang.

Masa Pemerintahan Raden Wijaya

Menurut prasasti Gunung Butak, Wijaya yaitu putra dari Dyah Lembu Tal. Wijaya yaitu menantu Kertanegara, 4 putri Kertanegara dijadikan istrinya, ke #4 putri Kertanegara itu yakni :

#4 Putri Kertanegara

1. Dyah Dewi Tribhuwaneswari
2. Dyah Dewi Narendraduhita
3. Dyah Dewi Prajnaparamitha Jayendradewi
4. Dyah Dewi Gayatri

Sedangkan dari Gayatri memiliki 2 istri yaitu :
1. Tribhuwanatunggadewi
2. Dyah Wiyat

Ketika terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya berhasil melarikan diri ke Madura bersama istri dan pengikut-pengikutnya. Di Madura, ia di terima oleh Arya Wiraraja, salah seorang Bupati bawahan Raja Kertanegara. Atas saran Wiraraja, Wijaya disuruh berpura-pura mengabdikan diri kepada Raja Jayakatwang.

Ia diberi hutan untuk tempat tinggalnya. Hutan itu dibuka menjadi desa dengan pertolongan orang Madura, Rakyat Wiraraja. Desa itu lalu diberi nama Majapahit, lantaran di hutan itu terdapat buah yang berjulukan Maja yang rasanya sangat pahit.

Setelah berhasil menghancurkan kekuasaan Jayakatwang dengan pertolongan pasukan Mongol, Wijaya menobatkan diri sebagai raja dengan kerajaan barunya, yaitu Majapahit. Gelarnya yaitu Sri Kertarajasa Jayawardhana. Setelah menjadi raja, Wijaya berbalik menyerang Mongol, sehingga pasukan Mongol banyak yang tewas dan sebagian kembali ke negerinya.

Pada masa kekuasaannya, Wijaya lebih terkonsentrasi untuk memperkuat sendi-sendi kerajaan. Orang-orang yang berjasa dalam pendirian kerajaan diberikan penghargaan yang besar, diantara mereka yaitu menyerupai :
1. Ranggalawe dijadikan Bupati Tuban
2. Empu Nambi diangkat menjadi Mahapatih
3. Lembu Sora, Gajah Biru dan Juru Demung diangkat menjadi Tumenggung.

Pada tahun 1309 M, Raden Wijaya wafat dan dicandikan di Candi Simping sebagai Syiwa dan di Trowulan sebagai Dhyani Buddha. Arca perwujudannya berbentuk HariharaArca Harihara yaitu arca perwujudan Wisnu dan Syiwa yang menjadi satu.
Baca juga Sejarah Perkembangan Agama Buddha

Masa Pemerintahan Jayanegara

Jayanegara yaitu anak Raden Wijaya dari Tribhuwaneswari. Jayanegara menerima julukan Kala Gemet. Pada masanya banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh pengikut-pengikut ayahnya, yang diangkat menjadi pejabat.

Ini terjadi lantaran Jayanegara yaitu seorang yang tidak cakap dalam hal kepemimpinan, sehingga dia gampang dimanfaatkan orang untuk mengadu domba orang-orang yang telah berjasa pada Majapahit. Pemberontakan tersebut, antara lain menyerupai berikut :

1. Pemberontakan Ranggalawe
Pemberontakan Ranggalawe ini terjadi pada tahun 1309.
2. Pemberontakan Lembu Sora
Pemberontakan Lembu Sora ini terjadi pada tahun 1311.
3. Pemberontakan Gajah Biru Dan Juru Demung
Pemberontakan Gajah Biru dan Juru Demung ini terjadi pada tahun 1313.
4. Pemberontakan Empu Nambi
Pemberontakan Empu Nambi ini terjadi pada tahun 1316.

Mulai dari situlah sangat terlihat sekali akan kelemahan dari Jayanegara didalam memimpin kerajaan. Padahal, nambi yaitu pejabat tertinggi yang berada dibawah raja, yakni Rakryan Mahapatih Majapahit. Dan pemberontakan yang cukup besar yaitu pemberontakan Ra Kuti dan Ra Semi pada tahun 1319.

Pemberontakan Ra Kuti dan Ra Semi ini hampir sanggup menciptakan dan membawa runtuhnya kerajaan Majapahit, dikarenakan telah berhasil menduduki ibukota kerajaan. Didalam pemberontakan ini, Jayanegara menyelamatkan diri ke Desa Badender dengan dikawal oleh prajurit Bhayangkara (arti Bhayangkara yaitu pengawal langsung raja) yang dipimpin oleh Gajah Mada.

Berkat kecakapan Gajah Mada, pemberontakan tersebut alhasil sanggup diredam dan dipadamkan. Pada tahun 1328, Jayanegara tewas dibunuh oleh tabib kerajaan yang berjulukan Ra Tanca. Ra Tanca selanjutnya bertarung melawan Gajah Mada dan pada alhasil Gajah Mada berhasil membunuh Ra Tanca.

Masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi

Tribhuwanatunggadewi yaitu seorang anak Raden Wijaya dari Gayatri atau adik keponakan dari Jayanegara. Tribhuwanatunggadewi tidak usang memegang tampuk kepemimpinan. Kepemimpinan Tribhuwanatunggadewi didampingi oleh Mahapatih Amangkubumi, Arya Tadah yang pada ketika itu sedang mengalami sakit.

Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan di kawasan Besuki yang dipimpin oleh Sadeng dan Keta pada tahun 1331. Pemberontakan ini cukup membahayakan Majapahit. Oleh lantaran itu, atas ajakan dari Arya Tadah, Gajah Mada lalu diangkat sebagai panglima tertinggi kerajaan dengan misi untuk menumpas seluruh pemberontakan yang terjadi.

Berkat kecakapan Gajah Mada, alhasil ia diangkat menjadi Mahapatih Amangkubumi Majapahit, dengan menggantikan posisi Arya Tadah. Pada ketika pelantikannya itulah, lalu Gajah Mada mengucapkan sebuah sumpah yang sangat populer yakni Tan Amukti Palapa.

Isi sumpah Tan Amukti Palapa
Isi sumpah Tan Amukti Palapa yaitu bahwa Gajah Mada tidak akan pernah berhenti berjuang dan hidup yummy sebelum sebelum sanggup menyatukan Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit.

Pada tahun 1350 Gayatri wafat dan dimakamkan di Bhalango (dekat Tulungagung). Karna maut ibunya, Tribhuwanatunggadewi mengundurkan diri sebagai Raja. Selanjutnya takhta kerajaan diserahkan kepada putranya yang berjulukan hayam wuruk, yang masih berusia 16 tahun.

Masa pemerintahan Hayam Wuruk

Hayam Wuruk berarti ayam jantan yang berkokok di pagi hari. Hayam Wuruk yaitu raja terbesar Majapahit. Gelarnya yaitu Sri Rajasanagara. Pada masanya, Majapahit mengalami puncak kegemilangan. Berkat kecakapan kepemimpinan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, Majapahit bermetamorfosis kerajaan yang besar, kuat, tangguh, dihormati mitra dan disegani lawan.

Sebagai seorang raja, Hayam Wuruk sangat berpandangan luas, cermat, adil dan disiplin. Dia menunjukkan kesempatan Gajah Mada untuk memenuhi sumpahnya itu, yaitu menyatukan Nusantara. Dalam waktu beberapa tahun saja, Gajah Mada menimbulkan Majapahit kerajaan yang sangat besar. Misalnya pada tahun 1334 menaklukan Pulau Bali dan pada tahun 1337 menaklukan Sriwijaya.
Baca ini Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Menurut Kitab Negarakertagama, kawasan yang ditaklukkan Majapahit dan mengakui kedaulatannya yaitu sebagai berikut :
1. Daerah Melayu
Daerah Melayu mencakup Jambi, Minangkabau, Singapura, Siak, Kampar, Rokan, Mandailing, Tamiang, Perlak, Karitang, Padang dan Lampung.

2. Daerah Malaka
Daerah Malaka mencakup Pahang, Langkasuka, Trengganu, Tumasik, Pattani dan Kuala Lumpur.

3. Daerah Jawa
Daerah Jawa mencakup 21 negara daerah. Daerah-daerah itu yaitu Daha (Kediri), Jagaraga, Kahuripan (Jenggala), Tanjungpura, Pajang, Kembangjenar, Matahun, Wirabumi, Keling, Kalingapura, Pandan Salas, Paguhan, Wengker, Kabalan, Tumapel, Singasari, Pamotan, Mataram, Lasem, Pakembangan dan Pawanawan. Daerah Pasundan ternyata tidak masuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit.
Baca ini Sejarah Kerajaan Kediri (Panjalu)

4. Daerah Timur
Daerah Timur mencakup Bali, Nusa Penida, Bima, Dompo, Seram, Wuanin (Papua Barat), Lumak, Makassar, Selayar dan Caltoa (Kangean).

5. Daerah Utara
Daerah Utara mencakup seluruh kawasan Kalimantan dan Sulawesi hingga Filipina Tengah ke Selatan.

Ternyata ada satu kawasan di Jawa yang belum sanggup di taklukkan, padahal cukup dekat, yaitu Kerajaan Sunda di Jawa Barat. Menurut Kidung Sundayana, Gajah Mada ingin menaklukkan dengan cara diplomatis. Dia membujuk Hayam Wuruk semoga mau menikahi Dyah Pitaloka putri raja Sunda.

Pada waktu raja Pajajaran menuju Majapahit untuk mengantarkan putrinya menikah, rombongan Kerajaan Sunda itu berkemah di sebuah kawasan yang berjulukan Bubat. Disanalah alhasil terjadi kesalahpahaman yang alhasil mengakibatkan terjadi pertempuran yang disebut dengan perang Bubat. Sri Baduga (raja Sunda) tewas terbunuh dan Dyah Pitaloka bunuh diri di tempat itu juga.

Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit banyak mendirikan bangunan suci. Adapun bangunan suci yang dibangun pada masa pemerintahan Hayam Wuruk tersebut yakni sebagai berikut :

1. Candi Penataran di Blitar
2. Candi Sawentar
3. Candi Jabung
4. Candi Tikus di Trowulan
5. Candi Telagawangi
6. Candi Surawangi
7. Candi Sumberjati
8. Candi Sukuh di lereng Gunung Lawu
9. Candi Kedaton di Besuki

Dibidang seni sastra, banyak para pujangga yang melahirkan karya-karya bermutu tinggi antara lain :
1. Negarakertagama karya Empu Prapanca
2. Arjunawijaya dan Sutasoma karya Empu Tantular
3. Kuncarakarna
4. Parthayajna
5. Pararaton
6. Ranggalawe
7. Panjiwijayakrama
8. Sorandaka
9. Sundayana

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Kemunduran kerajaan Majapahit disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut. Pada tahun 1364 M Gajah Mada meninggal. Kematian Gajah Mada dan ibunya Tribhuwanatunggadewi mengakibatkan Hayam Wuruk kehilangan pegangan dalam menjalankan pemerintahannya. Intrik politik diantara keluarga raja kembali terjadi sesudah Hayam Wuruk meninggal pada 1389 M.

Hayam Wuruk memiliki seorang putri dari permaisurinya yang berjulukan Kusumawardhani. Ia lalu menikah dengan Wikramawardhana. Dari selirnya, Hayam Wuruk memiliki anak yang berjulukan Bhre Wirabhumi. Agar tidak terjadi perebutan takhta, Hayam Wuruk membagi Majapahit menjadi 2 penggalan yakni menyerupai berikut :

1. Bagian barat diberikan kepada Kusumawardhani.
2. Bagian timur diberikan kepada Wirabhumi.

Tidak usang sesudah Hayam Wuruk meninggal, terjadi perang antara Kusumawardhani dan Wirabhumi. Perang itu dikenal dengan sebutan Perang Paregreg (Perang Saudara). Dalam perang itu Wirabhumi terbunuh dan Kusumawardhani memimpin Majapahit. Wikramawardhana meninggal pada tahun 1492 M, ia digantikan putrinya yang berjulukan Suhita.

Ratu Suhita memerintah Majapahit hingga 1447 M. Suhita tidak memiliki putra. Ia digantikan oleh adik tirinya yang berjulukan Kertawijaya yang memerintah pada tahun 1451 M. Raja selanjutnya yaitu Kertabhumi yang memerintah hingga 1478 M, namun ia dikalahkan oleh Ranawijaya. Ranawijaya yaitu raja Majapahit terakhir yang gagal mengembalikan Majapahit pada kejayaannya. Banyak raja-raja taklukan dibawah Majapahit yang melepaskan diri.

Disamping itu, imbas agama Islam mulai berkembang di pesisir utara Pulau Jawa, yang diikuti dengan berkembangnya Demak yang beragama Islam. Banyak pejabat Demak keturunan Majapahit yang sudah memeluk agama Islam. Demikian pembahasan mengenai sejarah kerajaan majapahit hingga runtuh.