#7 pengertian kiprah berdasarkan para hebat / pakar yaitu pokok klarifikasi yang akan diuraikan pada artikel dibawah ini. Konsep kiprah berdasarkan beberapa para hebat ini juga akan membahas perihal pembagian peran. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Perbedaan antara kedudukan dengan peranan yaitu untuk kepentingan ilmu pengetahuan, keduanya tidak sanggup dipisahkan sebab yang satu bergantung pada yang lain dan begitu pula sebaliknya.
Perbedaan antara kedudukan dengan peranan yaitu untuk kepentingan ilmu pengetahuan, keduanya tidak sanggup dipisahkan sebab yang satu bergantung pada yang lain dan begitu pula sebaliknya.
Pengertian Peran
Kata “peran” diambil dari istilah teater dan merupakan kepingan yang tak terpisahkan dari kelompok-kelompok masyarakat. Arti peran yaitu kepingan yang kita mainkan pada setiap keadaan dan cara bertingkah laris untuk menyelaraskan diri kita dengan keadaan. (Wolfman, 1992:10).
Setiap orang tentu mempunyai kiprah masing-masing dalam suatu keadaan. Misalnya seorang Polisi kemudian lintas (POLANTAS) mempunyai kiprah menjaga keamanan dan ketertiban kemudian lintas semoga pengguna jalan tetap merasa kondusif dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Makna peran sendiri sanggup dijalankan lewat beberapa cara yaitu :
1. Penjelasan historis menyebutkan, konsep kiprah semula dipinjam dari kalangan drama atau teater yang hidup subur pada zaman Yunani kuno atau Romawi. Dalam arti ini, kiprah menunjuk pada karakterisasi yang disandang untuk dibawakan oleh seorang pemain film dalam sebuah pentas drama.
2. Penjelasan kiprah yang merujuk pada konotasi ilmu sosial, yaitu kiprah sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang saat menduduki suatu karakterisasi (posisi) dalam struktur sosial.
3. Penjelasan yang lebih operasional, menyebutkan bahwa kiprah seorang pemain film yaitu suatu batasan yang dirancang oleh pemain film lain, yang kebetulan sama-sama berada dalam satu penampilan.
Baca juga Definisi Peran Dan Pengelompokan Peran
#Definisi peran merupakan seperangkat patokan, yang membatasi apa sikap yang mesti dilakukan oleh seseorang, yang menduduki suatu posisi. (Suhardono, 1994:15)
Definisi kiprah berdasarkan Soekanto (2009:212-213) yaitu proses dinamis kedudukan (status).
Definisi kiprah berdasarkan Soekanto (2009:212-213) yaitu proses dinamis kedudukan (status).
Dalam sebuah organisasi setiap orang mempunyai aneka macam macam karakteristik dalam melaksanakan tugas, kewajiban atau tanggung jawab yang telah diberikan oleh masing-masing organisasi atau lembaga. Tugas-tugas tersebut merupakan batasan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan berdasarkan peraturan-peraturan dari organisasi atau forum tersebut semoga segala pekerjaan sanggup tertata rapi dan sanggup dipertanggungjawabkan oleh setiap pegawainya.
Kemudian berdasarkan Riyadi (2002:138) kiprah sanggup diartikan sebagai orientasi dan konsep dari kepingan yang dimainkan oleh suatu pihak dalam oposisi sosial. Dengan kiprah tersebut, sang pelaku baik itu individu maupun organisasi akan berprilaku sesuai cita-cita orang atau lingkungannya.
Peran juga diartikan sebagai tuntutan yang diberikan secara struktural (norma-norma, harapan, tabu, tanggung jawab dan lainnya). Dimana didalamnya terdapat serangkaian tekanan dan akomodasi yang menghubungkan pembimbing dan mendukung fungsinya dalam mengorganisasi. Peran merupakan seperangkat sikap dengan kelompok, baik kecil maupun besar, yang kesemuanya menjalankan aneka macam peran.
Kemudian berdasarkan Riyadi (2002:138) kiprah sanggup diartikan sebagai orientasi dan konsep dari kepingan yang dimainkan oleh suatu pihak dalam oposisi sosial. Dengan kiprah tersebut, sang pelaku baik itu individu maupun organisasi akan berprilaku sesuai cita-cita orang atau lingkungannya.
Peran juga diartikan sebagai tuntutan yang diberikan secara struktural (norma-norma, harapan, tabu, tanggung jawab dan lainnya). Dimana didalamnya terdapat serangkaian tekanan dan akomodasi yang menghubungkan pembimbing dan mendukung fungsinya dalam mengorganisasi. Peran merupakan seperangkat sikap dengan kelompok, baik kecil maupun besar, yang kesemuanya menjalankan aneka macam peran.
Sedangkan berdasarkan Katz dan Kahn (dalam Mifta Thoha, 2002), integrasi organisasi merupakan peleburan komponen peranan, norma dan nilai. Peranan adalah serangkaian sikap yang dibutuhkan dilakukan oleh seseorang yang ditentukan oleh karakteristik eksklusif seseorang, perngertian seseorang perihal apa yang dibutuhkan orang lain kepadanya dan kemaunnya untuk mentaati yang telah menetapkan pengharapan tadi.
Kemudian berdasarkan Dougherty & Pritchard (dalam Bauer, 2003: 55) teori peran ini memperlihatkan suatu kerangka konseptual dalam studi sikap di dalam organisasi. Mereka menyatakan bahwa kiprah itu melibatkan referensi penciptaan produk sebagai lawan dari sikap atau tindakan.
Lebih lanjut Dougherty & Pritchard (dalam Bauer, 2003: 56) mengemukakan bahwa relevansi suatu peran itu akan bergantung pada pengutamaan kiprah tersebut oleh para penilai dan pengamat (biasanya supervisor dan kepala sekolah) terhadap produk atau outcome yang dihasilkan. Dalam hal ini, seni administrasi dan struktur organisasi juga terbukti mempengaruhi kiprah dan persepsi kiprah (role perception).
Begitu pula dengan organisasi atau lembaganya, setiap organisasi tentunya mempunyai ketentuan-ketentuan terkait batasan apa saja yang sanggup dilakukan dan tidak sanggup dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan tersebut. Sehingga masing-masing organisasi sanggup bekerja berdasarkan tujuan yang telah ditentukan.
1. Peran Aktif
Peran aktif adalah peran yang di berikan oleh anggota kelompok sebab kedudukannya didalam kelompok sebagai aktifitas kelompok, menyerupai pengurus, pejabat dan lainnya sebagainya.
2. Peran Partisipatif
Peran partisipatif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok kepada kelompoknya yang memperlihatkan pertolongan yang sangat berkhasiat bagi kelompok itu sendiri.
3. Peran Pasif
Peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif, dimana anggota kelompok menahan dari semoga memperlihatkan kesempatan kepada fungsi-fungsi lain dalam kelompok sehingga berjalan dengan baik.
Kemudian berdasarkan Dougherty & Pritchard (dalam Bauer, 2003: 55) teori peran ini memperlihatkan suatu kerangka konseptual dalam studi sikap di dalam organisasi. Mereka menyatakan bahwa kiprah itu melibatkan referensi penciptaan produk sebagai lawan dari sikap atau tindakan.
Lebih lanjut Dougherty & Pritchard (dalam Bauer, 2003: 56) mengemukakan bahwa relevansi suatu peran itu akan bergantung pada pengutamaan kiprah tersebut oleh para penilai dan pengamat (biasanya supervisor dan kepala sekolah) terhadap produk atau outcome yang dihasilkan. Dalam hal ini, seni administrasi dan struktur organisasi juga terbukti mempengaruhi kiprah dan persepsi kiprah (role perception).
Begitu pula dengan organisasi atau lembaganya, setiap organisasi tentunya mempunyai ketentuan-ketentuan terkait batasan apa saja yang sanggup dilakukan dan tidak sanggup dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan tersebut. Sehingga masing-masing organisasi sanggup bekerja berdasarkan tujuan yang telah ditentukan.
Pembagian Peran
Adapun pembagian kiprah berdasarkan Soekanto (2001:242) kiprah dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut :1. Peran Aktif
Peran aktif adalah peran yang di berikan oleh anggota kelompok sebab kedudukannya didalam kelompok sebagai aktifitas kelompok, menyerupai pengurus, pejabat dan lainnya sebagainya.
2. Peran Partisipatif
Peran partisipatif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok kepada kelompoknya yang memperlihatkan pertolongan yang sangat berkhasiat bagi kelompok itu sendiri.
3. Peran Pasif
Peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif, dimana anggota kelompok menahan dari semoga memperlihatkan kesempatan kepada fungsi-fungsi lain dalam kelompok sehingga berjalan dengan baik.
Dari uraian tersebut sanggup disimpulkan bahwa #pengertian peran merupakan suatu tindakan yang membatasi seseorang maupun suatu organisasi untuk melaksanakan suatu acara berdasarkan tujuan dan ketentuan yang telah disepakati bersama semoga sanggup dilakukan dengan sebaik-baiknya
Daftar Pustaka
Wolfman, Brunetta R. 1992. Peran Kaum Wanita. Yogyakarta: Kanisius.
Suhardono, Edy. 1994. Teori Peran, Konsep, Derivasi dan Implikasinya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soekanto, Soejono. 2001. Sosiologi sebagai pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soekanto, Soejono. 2001. Sosiologi sebagai pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Thoha, Miftah. 2002. Pembinaan Organisasi: proses diagnosa dan intervensi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bauer, Jeffrey C. 2003. Role Ambiguity and Role Clarity. Clermont: A Comparison of Attitudes in Germany and the United States.
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Edisi Baru Rajawali Pers.
Riyadi. 2002. Perencanaan Pembangunan Daerah Strategi Mengendalikan Potensi Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta: Gramedia.
Bauer, Jeffrey C. 2003. Role Ambiguity and Role Clarity. Clermont: A Comparison of Attitudes in Germany and the United States.
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Edisi Baru Rajawali Pers.
Riyadi. 2002. Perencanaan Pembangunan Daerah Strategi Mengendalikan Potensi Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar