Minggu, 27 Maret 2016

Mengidentifikasi Dan Mengabstraksi Teks Cerpen

Mengidentifikasi dan mengabstraksi teks cerpen akan dijelaskan secara lengkap pada bahan pelajaran Bahasa Indonesia dibawah ini. Adapun sub pembahasan wacana teks cerpen ini, akan mengulas pengertian/definisi identifikasi, bagaimana cara mengidentifikasi teks cerpen dan bagaimana cara mengabstraksi teks cerpen serta contoh teks cerpen dengan judul "Yang Dinanti".

Mengidentifikasi teks cerpen

Pengertian identifikasi
Identifikasi ialah proses investigasi identitas, ciri-ciri, bukti, atau tanda kenal seseorang atau benda. Sehingga definisi mengidentifikasi ialah menilik identitas atau ciri-cirinya. Sebagai pola mengidentifikasi ialah seperti, untuk memperkenalkan seseorang, anda sanggup menyebutkan ciri-ciri fisiknya, yakni ibarat bentuk rambut, bentuk muka, bentuk badan, warna kulit, dan sebagainya.

Didalam pembahasan mengenai mengidentifikasi dan mengabstraksi teks cerpen ini, anda akan mempelajari bagaimana mengidentifikasi penokohan, alur dan latar pada cerpen. Perhatikan kutipan cerpen berikut dibawah ini.
Mengidentifikasi dan mengabstraksi teks cerpen Mengidentifikasi Dan Mengabstraksi Teks Cerpen

Yang Dinanti
Sudah enam kali matahari terbenam dibalik bukit semenjak suaminya pergi. Tiga hari yang lalu, seharusnya sudah tampak oleh pria itu menuruni jalan setapak kaki bukit, tetapi hingga hari ini belum tampak juga dan sebentar lagi akan ketujuh kalinya matahari menghilang di sana.

Pikirannya makin tidak yummy kalau mengingat soal itu. Ia memang sudah keberatan ketika suaminya di panggil orang dari kampong sawah untuk mengobati pak Murad. Sebagai mantra kesehatan, di sekitar itu memang tidak ada dokter, suaminya sering dimintai pertolongan. Namun, ia tahu betul bahwa Pak Murad ialah ayah murni. Ia tahu betul bahwa murni, kini menjanda alasannya ialah suaminya meninggal dunia dan suaminya saling menyayangi ketika bujang dan gadis. Mereka tidak sanggup melakukan niat hatinya alasannya ialah murni dipaksa kawin.

Api usang mungkin saja marak. Belum pernah suaminya mengobati orang hingga lama-lama begitu. Atau kah hati murni yang minta di obati ?

“Tidak, hal ini tidak sanggup di biarkan,” pikirnya. “lihatlah apa tindakan ku kalau kamu pulang…”

Hatinya panas. Rasa cemburunya bangkit. Suatu kewajaran sebagai wanita dan sebagai istri jikalau diamuk rasa ibarat itu.

Cemburu dan murka yang jago menjadikan ia tidak menyadari pria yang dinantinya sudah berdiri di depan pintu. Baru ketika didengar namanya dipanggil, ia melihat suaminya bersandar disitu. Tubuhnya tampak lesu. Pakaian lusuh dengan bekas-bekas darah. Muka dan tangannya penuh bekas luka.

“Kenapa, pak?” tanyanya dengan penuh kecemasan. Lenyaplah murka dan cemburunya melihat keadaan suami ibarat itu.

“Aku terseret arus banjir yang tiba tiba-tiba ketika menyebrang sungai” jawab suaminya dengan bunyi pelan sambil terus duduk.

Perempuan itu termangu. Ia sering mendengar banjir yang tiba mendadak. Karena hujan di hulu. Sudah beberapa kali, kali yang cukup besar meminta korbannya, dalam keadaan begitu. Ia merasa syukur suaminya masih sanggup pulang dengan selamat meskipun luka-luka.
“Aku hanyut, pingsan, dan terseret jauh ke hilir. Berhari-hari saya berbaring di rumah penolongku dengan pikiran cemas”.
1. Mengidentifikasi penokohan
Penokohan ialah penciptaan gambaran tokoh dalam sebuah cerita. Penokohan berkaitan dengan perwatakan atau karakterisasi, yaitu cara pengarang mendeskripsikan tokoh-tokohnya. Pengarang sanggup dideskripsikan berwatak baik, jahat, pemberani, pemarah, penakut, atau yang lain.

Deskripsi watak-watak tersebut sanggup dilakukan melalui klarifikasi pribadi oleh pengarang, melalui balasan tokoh, melalui pikiran tokoh, dan sebagainya. Ada beberapa cara untuk mengetahui tabiat seorang tokoh, yaitu dengan mengidentifikasi penampilan fisik, cara menghadapi masalah, cara berbicara, cara berfikir, cara bertingkah laku, dan lain-lain.

Setelah mengidentifikasi penokohan penggalan cerpen diatas, sanggup diketahui bahwa tokoh istri mempunyai tabiat cemburu yang berlebihan. Watak tersebut di deskripsikan pengarang melalui pikiran tokoh istri sendiri. Untuk lebih tepatnya, coba perhatikan pada kalimat
"pikirannya makin tidak yummy kalau mengingat soal itu". (paragraf 4)
"dan tidak. Hal ini tidak sanggup di biarkan, pikirnya". (paragraf 5)
2. Mengidentifikasi alur
Alur disebut juga plot atau jalan kisah ialah rangkaian insiden atau insiden dan atau urutan bagian-bagian dalam keseluruhan cerita. Garis besar alur sanggup dibagi menjadi pecahan pendahuluan, pecahan perkembangan, dan pecahan akhir.

a. Bagian pendahuluan
Pada pecahan pendahuluan (eksposisi), kisah di awali dengan perkenalan latar dan tokoh kisah berikut karakternya. Setelah itu, pengarang memunculkan problem sebagai penyebab ketegangan atau (intrik).

b. Bagian perkembangan
Pada pecahan perkembangan, problem kecil tadi berkembang makin kompleks dan serius (komplikasi). Masalah yang sudah kompleks tadi makin memuncak, kemudian terjadilah puncak konflik (klimaks).

c. Bagian akhir
Pada pecahan akhir, terjadi penurunan kisah yang ditandai dengan berkurangnya intensitas konflik (antiklimaks). Setelah itu, ditemukan penyelesaian (resolusi) yang ditandai dengan adaya solusi-solusi untuk menuntaskan konflik.

Rangkaian alur pada penggalan cerpen diatas sanggup di deskripsikan sebagai berikut :
1. Eksposisi
Istri yang menanti suami di rumah. (paragraf 1)
2. Intrik
Istri dibayangi kecurigaan. (paragraf 2)
3. Komplikasi
Istri meragukan murni yang minta diobati. (paragraf 3-4)
4. Klimaks
a. Istri dibakar cemburu kepada murni. ( paragraf 5)
b. Suami pulang dalam keadaan lemah dan luka. (paragraph 6)
5. Antiklimaks
Lenyaplah rasa cemburu istri ketika melihat keadaan suami. (paragraph 7)
6. Resolusi
a. Suami menjelaskan mengapa terlambat pulang. (paragraph 9)
b. Suami menjelaskan pendeitaannya ketika terkena musibah. (paragraph 10)
3. Mengidentifikasi latar
Latar adalah segala keterangan yang bekerjasama dengan waktu, kawasan dan suasana yang tergambar ketika kisah atau insiden berlangsung. Waktu adalah segala sesuatu yang bekerjasama dengan ketika kisah berlangsung yaitu ibarat siang, malam, pagi atau yang lainnya.

Tempat adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lokasi bercerita itu terjadi yaitu ibarat di rumah, di sekolah, jalan raya, atau kawasan lainnya. Suasana adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan unsur psikologis ketika kisah berlangsung, yaitu ibarat tegang, menyenangkan, sedih, kecewa, atau perasaan yang lainnya. Latar menunjukkan kesan lebih pada cerita. Artinya, dengan tugas latar kisah akan lebih hidup dan lebih berunsur psikologi.

Mengidentifikasi latar pada cerpen yang berjudul Yang Dinanti
Berikut ini ialah klarifikasi mengenai cara mengidentifikasi latar cerpen Yang Dinanti tersebut yakni sebagai berikut :

Paragraph 1
Latar waktu
Sudah enamkali matahari terbenam, tiga hari ang lalu, hingga hari ini.
Latar tempat
Di balik bukit, jalan setapak di kaki bukit.

Paragraph 2
Latar waktu
Sekarang menjanda, ketika masih bujang dan gadis.
Latar tempat
Dari kampong sawah, dan sekitar itu.
Latar suasana
Istri dilanda kecemasan dan cemburu.

Dan begitulah seterusnya dalam mengidentifikasi latar. Untuk selanjutnya, sanggup anda lakukan sendiri dan cobalah hingga anda sanggup memahami bagaimana mengidentifikasi latar.
Baca juga Pengertian Cerpen Serta Ciri Dan Unsur Teks Cerpen

Mengabstraksi teks cerpen

Pengertian abstrak
Abstrak adalah ringkasan, ikhtisar, sinopsis, atau inti buah teks atau karangan. Mengabstrak berarti meringkas, mengikhtisar, menciptakan sinopsis atau memilih inti sebuah teks. Mengabstraksi juga berarti memilah pecahan yang penting dari yang tidak penting. Bagian yang penting inilah kemudian diambil dan disusun sesuai dengan urutannya.

Dengan demikian mengabstraksi teks cerpen berarti meringkas isi atau memilih inti kisah sesuai dengan alurnya. Perhatikan kembali kutipan teks cerpen sebelumnya. Anda sanggup mengabstraksikannya ibarat sebagai berikut.

Yang Dinanti
Sebentar lagi akan ketujuh kalinya matahari menghilang, tetapi suaminya belum tampak juga. Ia memang sudah keberatan ketika suaminya dipanggil untuk mengobati pak Marud, ayah murni. Ia tahu bahwa murni, kini menjanda, dan suaminya saling menyayangi ketika bujang dan gadis. Ataukah hati murni yang minta diobati? Hati yang panas, cemburu, dan amarah yang jago menjadikan ia tidak menyadari bahwa pria yang di nantinya sudah berdiri didepan pintu. Tubuhnya tampak lesu. Pakaian lusuh dengan bekas-bekas darah. Muka dan tangannya penuh bekas luka. Lenyaplah murka dan cemburunya melihat keadaan suaminya ibarat itu. Ia sering mendengar banjir mendadak alasannya ialah hujan di hulu. Ia merasa bersyukur suaminya masih sanggup pulang dengan selamat meskipun luka-luka.

Demikian pembahasan mengenai mengidentifikasi dan mengabstraksi teks cerpen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar