#3 langkah langkah berpikir kritis adalah pokok pembahasan bahan pelajaran psikologi yang akan dijelaskan pada artikel dibawah ini. Adapun tiga langkah-langkah berfikir kritis berdasarkan para ahli/pakar yang dimaksud yakni antara lain :
1. Pengenalan masalah.
2. Menilai informasi.
3. Memecahkan dilema atau menarik kesimpulan.
Tidak hanya langkah langkah berfikir kritis saja yang akan dijelaskan, akan tetapi juga akan dibahas #5 keterampilan berfikir kritis yakni menyerupai :
1. Keterampilan berpikir analisis.
2. Keterampilan berpikir sintesis.
3. Keterampilan memecahkan masalah.
4. Keterampilan menyimpulkan.
5. Keterampilan mengevaluasi (menilai).
Serta dilengkapi dengan tabel rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis. Berikut klarifikasi lengkapnya.
Langkah-langkah berfikir kritis
Untuk menjadi pemikir yang kritis, maka diharapkan kesadaran serta keterampilan dengan memaksimalkan kerja pada otak dengan cara melalui langkah-langkah berpikir krtitis yang baik, sehingga kerangka berpikir dan cara berpikir tersusun dengan rujukan yang baik. Walaupun belum ada rumusan langkah-langkah berpikir kritis yang sanggup dijadikan sebagai tolak ukur atau dengan kata lain parameter yang baku.
Baca juga 6 Indikator Berfikir Kritis
Kneedler (dalam Hendra Surya, 2013: 179-180) menyatakan bahwa langkah berpikir kritis sanggup dikelompokkan menjadi tiga langkah. Dan untuk melaksanakan #3 langkah berpikir kritis tersebut, maka diharapkan suatu keterampilan yang disebut dengan Twelve Essential Critical Thinking Skills yang berarti 12 keterampilan esensial dalam berpikir kritis. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Pengenalan Masalah (Defining and Clarifying Problem)
a. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
b. Membandigkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
c. Memilih informasi yang relevan.
d. Merumuskan/memformulasikan masalah.
2. Menilai Informasi (Judging Informations)
a. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.
b. Mengecek konsistensi.
c. Mengidentifikasi asumsi.
d. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
e. Mengenali kemungkinan bias, emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat (semantic slanting).
f. Mengenali kemungkinan perbedaan orientasi nilai dan ideologi.
3. Memecahkan dilema atau menarik kesimpulan (Solving Problems/Drawing Conclusion)
a. Mengenali data-data yang diharapkan dan cukup tidaknya data.
b. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan atau pemecahan dilema dan atau kesimpulan yang diambil.
Baca ini Pengertian Berfikir Kritis
#5 dasar keterampilan berfikir kritis
Untuk memudahkan melaksanakan langkah-langkah berpikir kritis, maka ada beberapa keterampilan dasar yang harus dikuasai, yakni antara lain menyerupai berikut :
1. Keterampilan berpikir analisis
Suatu keterampilan untuk mengurai (identifikasi) sebuah struktur atau suatu pokok dilema menjadi banyak sekali pecahan atau komponen-komponen dan melaksanakan penelaahan atas bagian-bagian tersebut serta mencari kekerabatan antar pecahan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang sempurna arti keseluruhan (bangunan konsep) atau untuk mengetahui pengorganisasian struktur yang membentuk pokok dilema tersebut.
Untuk menyebarkan keterampilan berpikir analisis ini, berarti ada acara berpikir analitis antara lain menyerupai berikut ini :
a. Kegiatan mengurai.
b. Kegiatan memerinci.
c. Kegiatan memilah.
d. Kegiatan mengelompokkan.
e. Kegiatan memecahkan.
f. Kegiatan memisahkan.
g. Kegiatan mengidentifikasi.
h. Kegiatan mengurutkan.
i. Kegiatan menciptakan diagram.
j. Kegiatan menghubungkan.
k. Kegiatan menentukan alternatif.
l. Kegiatan menghitung.
m. Kegiatan mengukur serta mengkaji kekerabatan maupun sebab-akibat antar komponen.
2. Keterampilan berpikir sintesis
Keterampilan berpikir sintesis merupakan kebalikan dari keterampilan analisis. Keterampilan berpikir sintesis adalah keterampilan untuk melaksanakan penyusunan (penggabungan) unsur-unsur atau bagian-bagian komponen sedemikian rupa, sehingga sanggup membentuk atau mewujudkan satu kesatuan yang utuh atau menjadi sebuah konsep pokok atau bentukan susunan (zat) yang baru.
Untuk menyebarkan keterampilan berpikir sintesis ini, maka terdapat acara berpikir atau tindakan yakni antara lain menyerupai berikut :
a. Kegiatan menggabung.
b. Kegiatan menyusun.
c. Kegiatan memadukan.
d. Kegiatan mencipta.
e. Kegiatan menghimpun.
f. Kegiatan mengorganisir.
g. Kegiatan menyisistemati-sasi.
3. Keterampilan memecahkan masalah
Definisi pemecahan dilema ialah sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang di inginkan. Terdapat #2 pengertian keterampilan memecahkan masalah yakni antara lain sebagai berikut :
a. Keterampilan pemecahan dilema secara sederhana
Pengertian keterampilan pemecahan dilema secara sederhana ialah sebagai keterampilan penyelesaian soal.
b. Keterampilan pemecahan dilema secara luas
Pengertian keterampilan pemecahan dilema dalam arti yang luas ialah kemampuan penyelesaian dilema yang tidak hanya membutuhkan pemahaman secara teoritik tetapi juga di dasarkan pada pengamatan empirik.
Menggabungkan keterampilan memecahkan masalah
Kegiatan yang sanggup dilakukan untuk menggabungkan keterampilan memecahkan dilema ialah dengan cara antara lain sebagai berikut :
a. Mengamati.
b. Mengenali masalah.
c. Mengidentifikasi kecendrungan dan rujukan masalah.
d. Menggali faktor penyebab.
e. Mengklasifikasi.
f. Mengukur.
g. Membandingkan.
h. Mengorganisasikan.
i. Menganalisis.
j. Membuat hipotesis.
k. Mensintesis.
l. Memprediksi.
m. Membuat alternatif serta.
n. Menyusun kesimpulan (inferensi ) atas pokok dilema yang dihadapi.
4. Keterampilan menyimpulkan
Kemampuan untuk menarik interpretasi atau disebut juga dengan menafsirkan hasil-hasil analisis data, fakta, dan logika yang berupa temuan gres maupun ungkapan menyeluruh dari hasil analisis data yang berfungsi sebagai informasi objektif dan pendapat yang teruji ihwal tanggapan dari pokok permasalahan.
Kegiatan yang sanggup kita lakukan dalam menyebarkan keterampilan menyimpulkan ialah antara lain menyerupai berikut :
a. Menafsirkan kekerabatan sebab-akibat dari beberapa komponen yang membentuk pokok masalah.
b. Mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi.
c. Menemukan hal-hal gres dengan berdasarkan informasi data yang dianalisis.
5. Keterampilan mengevaluasi (menilai)
Menuntut rujukan pikir yang matang didalam menentukan nilai suatu materi, metode, informasi ataupun pendapat untuk tujuan tertentu dan atau kesanggupan menawarkan pertimbangan berdasarkan atas kriteria yang digunakan. Sehingga acara yang sanggup dilakukan ialah antara lain sebagai berikut :
a. Menilai.
b. Membedakan.
c. Membandingkan.
d. Mempertimbangkan.
e. Memberi pendapat.
f. Memberi saran.
g. Mempertentangkan.
h. Memilih yang terbaik dan
i. Memutuskan
yang berdasarkan atas tolak ukur (parameter) menyerupai :
a. Pengamatan analisis.
b. Sintesis.
c. Uji kelayakan (eksperimen).
d. Pengalaman empirik yang telah dilakukan.
Untuk penyusunan rubrik kemampuan berpikir kritis siswa, mengacu pada teori Hart (dalam Nur Efendi, 2013:92 ) sebagai berikut :
Demikian pembahasan mengenai #3 Langkah-Langkah Berpikir Kritis dan #5 dasar keterampilan berfikir kritis.
Poin / skor | Deskriptor |
4 | - Jawaban benar. - Penjelasan tepat. - Memberikan klarifikasi sesuai urutan dengan benar. - Bahasa memperlihatkan jalan pikiran yang logis, memakai bahasa yang baik. |
3 | - Jawaban benar. - Penjelasan kurang tepat. - Memberikan klarifikasi sesuai dengan urutan dengan benar. - Bahasan memperlihatkan jalan pikiran yang kurang logis, memakai bahasa yang baik. |
2 | - Jawaban benar. - Penjelasan kurang tepat. - Memberikan klarifikasi sesuai urutan dengan benar. - Bahasan memperlihatkan jalan pikiran yang kurang logis, memakai bahasa yang baik. |
1 | - Jawaban benar. - Bahasa tidak baik |
0 | - Tidak ada tanggapan atau tanggapan salah. |
Daftar Pustaka
Hendra, Surya. 2013. Cara Belajar Orang Genius. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Nur, Efendi. 2013. Pengaruh Pembelajaran Reciprocal Teaching Dipadukan Think Pair Share Terhadap Peningkatan Kemampuan Metakognitif Belajar Biologi Siswa Sekolah Menengan Atas Berkemampuan Akademik Berbeda Di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Santiaji Pendidikan, 3 (2013), 87-97.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar